GELORA.CO - Direktur Eksekutif Kajian Politik Nasional (KPN) Adib Miftahul menilai netizen punya kekuatan dan kejelian yang sangat baik.
Menurutnya, tidak mudah melepaskan diri dari pantauan netizen, termasuk terkait jarangnya KSAD Jenderal Dudung Abdurachman mendampingi Panglima TNI Andika Perkasa.
“Hal-hal yang kecil seperti itu pasti bisa ditemukan para netizen, apalagi kalau KSAD tak mendampingi Panglima TNI,” ujar Adib kepada GenPI.co, Kamis (8/9).
Adib menilai hal tersebut bisa terjadi lantaran zaman sekarang sudah tak seperti era orde baru lagi.
“Oleh sebab itu, TNI harus memberi keterangan resmi, bukan hanya statement dari Panglima TNI saja,” tuturnya.
Selain itu, dirinya juga menilai harus ada pelurusan terkait isu anak KSAD tak lulus akmil yang menyebabkan Dudung tak menghormati Andika lagi.
“Kemudian dia ngambek begitu, kan? Jadi, apapun itu harus dijelaskan. Ingat, hal-hal kecil bisa menjadi viral,” kata dia.
Publik, kata Adib, sangat jeli karena teknologi dan informasi itu sangat maju dan publik mudah menilai sesuatu.
“Jadi, saya kira perlu penjelasan lanjut apabila di kemudian hari menimbulkan efek negatif dari isu ketidakharmonisan itu,” ujar Adib.
Menurutnya, TNI harus menjaga marwah dan tidak boleh membiarkan publik menggunakan logikanya sendiri dan membuat polemik yang tidak baik.(*)
Sumber: genpi