GELORA.CO - MENTERI Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) mengungkapkan pemakaian bahan bakar minyak (BBM) subsidi semakin membengkak. Ia mendorong masyarakat untuk beralih menggunakan kendaraan listrik atau electric vehicle (EV).
Berdasarkan data yang dihimpun oleh Industri Kendaraan Bermotor, Luhut menyebut bahwa secara rata-rata konsumsi BBM untuk satu unit mobil mencapai 1.500 liter per tahun dan 305 liter per tahun untuk motor.
"Bisa kita bayangkan ketika dua jenis kendaraan ini kebanyakan menggunakan BBM bersubsidi, maka sudah pasti yang terjadi adalah membengkaknya subsidi BBM," ucapnya dalam akun Instagram miliknya @luhut.pandjaitan, Jumat (9/9).
Ia menambahkan, penggunaan EV, selain untuk mengurangi ketergantungan pemakaian BBM bersubsidi, juga mengurangi emisi CO2 yang ditargetkan dapat turun 40 juta ton pada 2030.
Seperti diketahui, 70% BBM subsidi justru dinikmati kelompok masyarakat mampu alias pemilik mobil pribadi. Kemudian, anggaran kompensasi dan subsidi energi tercatat terus membengkak tiga kali lipat dari APBN menjadi Rp502 triliun.
Luhut berharap dengan tidak membengkaknya anggaran subsidi BBM, bisa dipakai untuk program pemerintah lainnya.
"Anggaran subsidi BBM pada akhirnya bisa dialihkan ke sektor-sektor yang lebih bermanfaat bagi kesejahteraan rakyat," ucapnya.
Di satu sisi, Menko Marves menyadari bahwa peralihan ke kendaraan listrik dari fosil memiliki beragam tantangan, mulai dari masalah perbedaan harga, regulasi hingga ketersediaan pilihan kendaraan.
Untuk itu, kata dia, pemerintah tengah merumuskan berbagai kebijakan mengenai pemberian insentif bagi kendaaran EV roda dua dan roda empat.
"Skema insentif yang akan diberikan masih dihitung bersama agar kita menemukan rumusan yang terbaik demi mendorong pertumbuhan pangsa pasar besar bagi percepatan kendaraan listrik," pungkasnya.
Selain itu, Luhut juga meminta tim teknis yang terdiri dari lintas K/L agar menerapkan kebijakan yang setara atau lebih baik dari negara lain yang sudah menerapkan kebijakan pembatasan penjualan kendaraan berbahan bakar fosil.
Hal tersebut guna mendorong percepatan adaptasi penggunaan EV sehingga kebijakan tersebut bisa cepat diadopsi di Tanah Air.
"Saya juga ingatkan agar aturan yang dibuat nanti harus relevan pelaksanaannya karena program percepatan EV ini adalah komitmen bangsa untuk mengurangi subsidi," pungkasnya. []
Sumber: mediaindonesia