GELORA.CO -DPP Partai Demokrat menyesalkan sikap PDIP yang dinilai terlalu mencampuri urusan internal Partai Demokrat, usai Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengendus adanya dugaan Pemilu 2024 akan berjalan tidak jujur dan adil. Sebab, pernyataan SBY ditujukan untuk semua pihak.
Begitu yang disampaikan Ketua DPP Partai Demokrat Herman Khaeron dalam diskusi Dialektika Demokrasi bertajuk “Benarkah Pemilu 2024 Curang?”, di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (29/9).
“Kalau mau menjelekan mah banyak celah, saya akan berbicara jelek tentang Pemilu 2014, 2019, tapi saya gak mau bicara itu. Justru tudingan tudingan bahwa terjadi kecurangan pemilu di 2009 itu jahat. Kan ada penyelenggaranya di situ. Jadi, kalau mau kemudian menjelekan-jelekan setumpuk saya,” tegasnya.
Herman menambahkan, pernyataan SBY dalam Rapimnas Partai Demokrat merupakan forum internal. Sehingga, pihak luar termasuk PDIP tidak seyogyanya mencampuri urusan internal partai besutan SBY tersebut.
“Kita biasa bertarung, sama saja gak ada masalah. Kemudian ditarik-tarik kepada konvensi segala macam kok masuk dapur saya gitu lho, dapur saya kok. Kita bicara ya di rumah saya, tetangga sebelah meributkan pembicaraa kami di dalam, lho gimana ini? Jadi, ini kan forum internal kami, di rumah tangga lagi bicara, lagi ngobrol, tiba-tiba sebelah kemudian kok nyerang-nyerang sebelah!” sesalnya.
Herman menjelaskan, maksud SBY soal potensi Pemilu 2024 berjalan tidak jujur dan adil sedianya dijadikan evaluasi untuk bersama-sama membangun demokrasi yang berkualitas di hajatan lima tahunan nanti.
“Pak SBY mengajak ayok kita membangun gerakan moral supaya betul-betul ini. Nah penekanan jahat bukan itu berarti mengandung arti eh SBY selama dua periode memipimin 10 tahun tidak pernah menjalankan politik politik yang seperti ini. Itu untuk meyakinkan bahwa pemerintahan pada saat itu tidak pernah mencampuradukan posisi sebagai kepala negara kepala pemerintahan dengan pesta demokrasi,” jelasnya.
Atas dasar itu, Herman mengajak PDIP dalam ini Masinton Pasaribu yang juga menjadi narasumber dalam diskusi tersebut untuk buka-bukaan agar fair.
“Coba liat ajalah sejarah, ayok kalau mau buka-bukan, kita buka semuanya (biar) fair. Nah lebih baik sekarang tos-tosan. Itu Pak Masinton maksud saya,” pungkasnya.
Selain Herman Khaeron, hadir dalam diskusi tersebut antara lain Politikus PDIP Masinton Pasaribu, Ketua Bawaslu RI Rahmat Bagja, Pengamat Politik dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Pangi Syarwi Chaniago.
Sumber: RMOL