Lantaran 'Amplop Kiai' Suharso Monoarfa Tergusur dari Kursi Ketua Umum PPP

Lantaran 'Amplop Kiai' Suharso Monoarfa Tergusur dari Kursi Ketua Umum PPP

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Suharso Monoarfa 'dipaksa' melepaskan posisinya sebagai Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Penggantinya Muhammad Mardiono sebagai pelaksana tugas ketua umum partai belambang kabah itu.

Pergantian tersebut bagian reorganisasi dan revitalisasi fungsi jabatan kader partai maupun kader partai yang menjabat di eksternal.

Sementara Penunjukan Mardiono untuk menguatkan konsolidasi partai dari hasil Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas).

Wakil Ketua Umum PPP Arsul Sani membenarkan hal Suharso Monoarfa digantikan Mardiono.

"Pergantian dalam Mukernas, dasarnya AD/ART. Ini bukan perpecahan, karena Mardiono dan Suharso adalah dua orang sahabat," jelasnya Senin 5 September 2022.

Langkah ini, lanjut Asrul Sani sebagai bagian dari upaya menguatkan konsolidasi partai. Mukernas PPP adalah forum permusyawaratan partai tertinggi kedua setelah muktamar.

"Mukernas yang memilih Ketua Majelis Pertimbangan PPP Muhammad Mardiono sebagai pelaksana tugas ketum PPP," jelas Arsul Sani, Senin 5 September 2022. 

Keputusan Mukernas hanya membagi tugas antara Suharso dan Mardiono. Dimana Suharso diharapkan lebih maksimal lagi membantu presiden sebagai menteri.

Arsul mengakui sebelum pelaksanaan Muktamar IX PPP tahun 2020 lalu, terdapat sejumlah kandidat yang ingin mencalonkan diri.

Harapan dalam Muktamar kata Asrul agar komunikasi dengan pusat-pusat kekuasaan dan partai lain akan lancar disertai konsolidasi tetap lancar.

Asrul Sani menyebut, dengan keterwakilan PPP tepatnya Suharso Monoarfa di Kabinet Indonesia Maju diharapkan lebih membantu kerja Presiden Jokowi.

"Ya, memang komunikasi dengan eksternal partai lancar, tetapi kami tidak bisa maksimal dalam konsolidasi internal partai," ungkapnya

Muhammad Mardiono sendiri menerima tugas sebagai Plt Ketua Umum PPP.

"Saya menerima amanah yang diputuskan. Bismillah saya akan bekerja keras agar PPP bisa bangkit di Pemilu 2024," kata Mardiono dalam keterangannya yang diterima.

Mardiono dipilih melalui Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) bertemakan "Konsolidasi dan Sukses Pemilu 2024". Mukernas tersebut dihadiri ketua dan sekretaris dari 27 DPW PPP se-Indonesia.

Sementara itu, Ketua Majelis Syariah PPP Mustofa Aqil Siradj menegaskan bahwa usulan berbagai pihak telah diambil. Harapannya keputusan itu bisa bermanfaat bagi PPP.

Senada diutarakan Ketua Majelis Kehormatan PPP Zarkasih Nur. Ia mengaku kepemimpinan Suharso Monoarfa berjalan baik. 

Membangun PPP dilakukan kebersamaan, persatuan, dan kasih sayang.

"Ya tidak ada kebencian terhadap siapa pun, PPP berupa ikut membangun sehingga bangsa Indonesia menjadi lebih makmur, sejahtera, dan rakyat menjadi umat yang rahmatan lil alamin," jelasnya. 

Antara kader dan pimpinan tetap berkomunikasi, tidak ada yang menaruh kebencian ataupun kemarahan. Tetapi dalam menghadapi masalah sekarang ini kami mengharapkan Suharso melepas tugasnya sebagai Ketua Umum PPP.

Sebelumnya, Majelis PPP telah dua kali mengirimkan surat kepada Suharso dan memintanya mengundurkan diri dari jabatan Ketua Umum PPP. Namun, Suharso tidak kunjung menanggapi surat tersebut.

Selain itu, ada pula rentetan aksi yang meminta Suharso mundur dari jabatannya, antara lain dari para santri, kader PPP, hingga para pecinta kiai.

Aksi tersebut merupakan buntut dari ucapan Suharso terkait "amplop kiai" dan hal lain yang dinilai tidak sesuai dengan AD/ART PPP.

Sumber: disway
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita