GELORA.CO - Bripka Ricky Rizal Wibowo akhirnya membeberkan peristiwa dugaan pelecehan Putri Candrawathi di Magelang, Jawa Tengah pada Kamis 7 Juli 2022.
Cerita pelecehan seksual yang secara konsisten disampaikan Putri Candrawathi di Magelang tersebut diduga salah satu alibi dalam drama Duren Tiga guna meringankan upaya pembunuhan berencana terhadap Brigadir J alias Nofriansyah Yosua Hutabarat (Brigadir J) pada Jumat 8 Juli 2022.
Ricky Rizal yang notabene ajudan Ferdy Sambo itu mengaku tidak menemukan adanya dugaan pelecehan seksual yang kini dumunculkan ke permukaan.
Sebaliknya, fakta yang dilihatnya Ricky Rizal bahwa Kuat Ma'ruf asisten rumah tangga Ferdy Sambo itu mengacungkan pisau ke Brigadir J di Magelang.
“Yang dilihat Bripka RR hanya Kuat Ma'ruf mengacungkan pisau di Magelang. Itu saja,” jelas Pengacara Bripka Ricky Rizal Wibowo, Erman Umar, Jumat, 9 September 2022.
Awal peristiwa terungkap ketika Ricky Rizal tengah menuju ke SMA Taruna Nusantara. Tempat dua anak Sambo sekolah.
Saat itu Ricky Rizal bersama Bharada E alias Richard Eliezer Pudihang Lumiu.
Di perjalanan, Richard mendapat telepon dari Putri Candrawathi, istri Sambo, untuk segera kembali ke rumah.
Nah, setibanya di rumah Magelang, Ricky bergegas ke lantai satu. Tapi tidak satu orang pun berada di sana.
Ricky Rizal mengambil inisiatif ke lantai dua. Saat itu ia melihat Kuat Ma’ruf dan Brigadir J sempat berbincang, seperti ada perselisihan.
Di tengah perselisihan Brigadir J saat itu mencoba masuk ke kamar Putri Candrawathi. Tapi tak bisa masuk karena dihalangi Kuat Ma'ruf.
Karena gagal masuk, lantas Brigadir J lari dari lantai dua. Ricky Rizal bingung, apa sebenarnya yang terjadi.
Mengapa Kuat Ma'ruf mengacungkan pisau, dan Brigadir J mencoba untuk masuk ke Kamar Putri Candrawathi.
“Karena tidak tahu maka klien saya bertanya ke Kuat Ma'ruf. Ada apa? Kuat menjawab tidak tahu. Kok Josua lari? kuat kembali menjawab tidak tahu,” jelas Erman Umar seraya menirukan ucapan kliennya.
Usai peristiwa itu, Ricky Rizal mendapat perintah dari Putri Candrawathi untuk memanggil Brigadir J.
Karena penasawaran Ricky bertanya ke Putri. Posisinya di kamar. Ricky bertanya ada apa sebenarnya yang terjadi? tapi tidak juga mendapat jawaban.
“Ricky Rizal ke kamar karena dipanggil. Lalu menanyakan apa yang terjadi. Sayangnya pertanyaan tidak dijawab oleh Putri. Sebaliknya Putri bertanya di mana Yosua,” jelasnya.
Karena tidak mendapat jawaban lalu Ricky bergegas mencari Brigadri J atas perintah Putri tadi.
Brigadir J kemudian masuk ke kamar Putri. Ricky lantas pergi ke luar kamar dan tidak mendengar apa yang dibicarakan di antara keduanya.
Erman menyatakan tak tahu menahu soal pelecehan yang dilakukan Yosua terhadap Putri.
“Bripka Ricky sempat bertanya kepada Josua ada apa, tapi dijawab sudah tidak ada apa-apa Bang. Jadi selama di Magelang, Bripka Ricky Rizal tidak mendapatkan informasi tentang pelecehan,” tutur Erman Umar.
Hasil Tes Kebohongan
Polri menerangkan alasan pihaknya tak mengungkap hasil tes kebohongan terhadap Irjen Ferdy Sambo dan istrinya, Putri Candrawathi, dalam kasus pembunuhan berencana Brigadir J alias Nofriansyah Yosua Hutabarat.
Mereka menyatakan bahwa hal itu karena hasil tes merupakan bagian dari materi penegakan hukum serta tak ingin hasil tes itu dijadikan dasar analisa liar.
Kadiv Humas Polri Irjen Pol. Dedi Prasetyo mengatakan hasil uji lie detector atau polygraph pro justitia (penegakan hukum) untuk penyidik.
Penyidik Direktorat Tindak Pidana Umum (Dittipidum) Bareskrim Polri melakukan pemeriksaan tes kebohongan terhadap Ferdy Sambo pada hari Kamis kemarin di Pusat Laboratorium Forensik, Sentul, Jawa Barat.
“Pemeriksaan itu berlangsung hingga pukul 19.00 WIB. Dedi pun tak bisa menjelaskan apakah hasil tes itu sudah rampung,” jelas Kadiv Humas Polri Irjen Pol. Dedi Prasetyo kepada wartawan di Jakarta, Jumat, 9 September 2022.
Ditambahka Dedi, Putri Candrawathi dan Susi, asisten rumah tangga Ferdy Sambo sudah menjalani tes yang sama pada Selasa, 6 September 2022.
“Hasilnya tak diungkap ke publik,” jelasnya.
Direktur Tindak Pidana Umum (Dirtipidum) Polri Brigjen Pol. Andi Rian Djajadi beralasan hasil tes itu tak diungkap ke publik agar tidak terjadi opini atau analisis yang liar dari masyarakat.
Andi menegaskan seluruh fakta akan dibeberkan di persidangan.
Bambang Rukminto, pengamat kepolisian berasumsi penggunaan tes kebohongan terhadap para tersangka ini mengindikasikan polisi kesulitan mendapatkan bukti untuk memperkuat sangkaan mereka.
Tes tersebut menjadi kontradiksi karena Ferdy Sambo, Putri Candrawathi, Bharada E, Bripka Ricky Rizal dan Kuat Ma'ruf memiliki hak ingkar sebagai tersangka.
Sumber: disway