Jadi Target Muncikari, Pengungsi Wanita Ukraina Dijual Jauh Lebih Murah Dibanding PSK Lokal

Jadi Target Muncikari, Pengungsi Wanita Ukraina Dijual Jauh Lebih Murah Dibanding PSK Lokal

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Sebuah laporan menunjukkan pergerakan muncikari di Republik Ceko aktif membujuk dan merayu pengungsi wanita Ukraina agar mau menjadi pekerja seks komersial (PSK).

Informasi ini disampaikan oleh media lokal asal Ceko yakni Lidovky yang mendapat laporan dari grup pembantu pekerja seks lokal di sana.

Dikutip TribunWow dari rt, alasan finansial menjadi alasan pengungsi wanita Ukraina mau menjadi PSK.

"Paling sering mereka terjun ke bisnis seks karena kesulitan keuangan," ujar Zdenka Pekharova selaku koordinator grup advokasi Asosiasi Perlindungan Wanita.

Pekharova menjelaskan, grupnya mendapat laporan adanya iklan erotis mencurigakan yang mengiklankan wanita Ukraina.

Di dalam iklan tersebut wanita Ukraina dijual lebih murah 1/4 harga dari PSK lokal.

Sejauh ini pihak kepolisian belum menemukan adanya kasus kriminal yang dilakukan oleh para muncikari tersebut.

Namun Pekharova menegaskan para pengungsi wanita Ukraina ini telah menjadi korban para muncikari.

Pekharova memaparkan, pengungsi wanita Ukraina yang menjadi incaran para muncikari adalah ibu muda yang telah memiliki anak.

Banyak dari ibu muda ini kabur dari Ukraina tanpa bekal dan persiapan yang cukup sehingga bingung ketika tiba di negara tetangga.

Juru bicara pihak kepolisian Republik Ceko menyatakan tengah mengusut lebih dalam kasus muncikari memanfaatkan pengungsi wanita Ukraina.

Mahasiswi Ukraina Jadi Target Pelecehan

Di sisi lain, mahasiswi asal Ukraina bernama Alina (21) mengaku butuh perjuangan sebelum menemukan rumah singgah saat mengungsi ke Inggris.

Alina menyebut banyak oknum di Inggris yang berusaha memanfaatkan kondisi para pengungsi yang segera butuh tempat tinggal.

Pada akhirnya Alina kini tinggal bersama Beth (33), seorang wanita yang bekerja sebagai ilmuwan biomedis dan ketua pramuka di Cardiff.

Dikutip TribunWow.com dari bbc.com, sebelum memutuskan untuk tinggal bersama Beth, Alina memerlukan waktu yang tak singkat.

Ia pertama mengecek seperti apa kehidupan pribadi Beth lewat akun media sosial (medsos) milik Beth.

Selain itu, Beth juga melakukan berbagai upaya supaya mendapat kepercayaan Alina.

Beth menjelaskan bahwa ia akan menyediakan tempat tinggal gratis kepada Alina selama satu tahun tanpa menuntut bayaran apapun.

"Saya berpikir, saya merasa aman dengan wanita ini," ujar Alina.

Alina bercerita, ia sempat menerima pesan-pesan mengkhawatirkan di email dan WhatsApp-nya.

"Saya berhadapan dengan banyak orang yang ingin mengambil keuntungan dari saya," kata Alina.

Alina bercerita, beberapa pesan tersebut menawarkan Alina untuk bekerja sebagai babysitter, hingga menjaga anjing.

Alina mengakui pesan-pesan itu membuatnya curiga.

"Saya seorang pengungsi, saya butuh tempat aman untuk tinggal. Saya tidak sedang mencari uang atau pekerjaan," kata dia.

"saya mendengar ada banyak orang, gadis yang ditawari kamar dengan bayaran hubungan seks," ujar Alina.

Dirudapaksa di Lokasi Pengungsian

Peribahasa 'Sudah jatuh tertimpa tangga' tampaknya tepat untuk melukiskan nasib nahas seorang gadis pengungsi Ukraina.

Setelah berhasil melarikan diri dari serangan Rusia, gadis muda itu justru diduga menjadi korban rudapaksa oleh dua orang pria pada Minggu (6/3/2022).

Ironisnya, aksi bejat tersebut dilakukan oleh rekan sesama pengungsi dari Ukraina yang berkewarganegaraan Irak dan Nigeria.

Dilansir Daily Mail UK, Selasa (15/3/2022), seorang gadis Ukraina berusia 18 tahun diduga telah dirudapaksa oleh dua pria di penampungan pengungsi.

Wanita itu dilaporkan diserang oleh dua pria secara bergantian di kapal hotel Oscar Wilde yang berasal dari Jerman.

Terduga penyerang, pria berusia 37 dan 26 tahun, diketahui berasal dari Irak dan Nigeria tetapi juga memiliki kewarganegaraan Ukraina.

Kantor kejaksaan Dusseldorf mengkonfirmasi bahwa polisi telah melakukan penyelidikan dan menangkap dua pria, yang hingga saat ini masih ditahan.

Sebagai informasi, di samping tamu yang membayar, lebih dari 25 pengungsi menginap di kapal hotel tersebut setelah invasi Rusia ke Ukraina bulan lalu.

Menurut PBB, sejak dimulainya invasi Rusia, lebih dari tiga juta orang, termasuk sekitar satu juta anak-anak, telah meninggalkan Ukraina ke negara-negara lain di Eropa.

Hampir seluruhnya didominasi perempuan dan anak-anak yang melarikan diri melintasi perbatasan Ukraina.

Kekhawatiran pun berkembang tentang bagaimana cara melindungi pengungsi yang paling rentan menjadi sasaran perdagangan manusia atau menjadi korban eksploitasi lainnya itu.

Anggota parlemen Andrea Lindholz mengatakan bahwa polisi harus berbuat lebih banyak untuk memastikan perlindungan perempuan Ukraina.

Ia memperingatkan kasus dugaan pemerkosaan di Oscar Wilde menandakan bahwa petugas harus segera bertindak melaksanakan hal tersebut.

Kasus ini adalah dugaan pemerkosaan kedua terhadap pengungsi Ukraina.

Pekan lalu, seorang pria ditangkap di Polandia karena dicurigai merudapaksa seorang pengungsi berusia 19 tahun.

Seorang pria berusia 49 tahun ditahan di Wroclaw, Polandia, setelah dia diduga memikat wanita muda itu dengan tawaran bantuan melalui internet.

"Tersangka bisa menghadapi hingga 12 tahun penjara karena kejahatan brutal," kata pihak berwenang.

"Dia bertemu gadis itu dengan menawarkan bantuannya melalui portal internet."

"Gadis itu melarikan diri dari Ukraina yang dilanda perang, ia tidak berbicara bahasa Polandia. Dia memercayai seorang pria yang berjanji untuk membantu dan melindunginya. Sayangnya, semua ini ternyata merupakan manipulasi yang menipu."

Sumber: wow
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita