GELORA.CO -Ketua Indonesia Police Watch (IPW), Sugeng Teguh Santoso terus membongkar kebobrokan oknum pejabat Polri.
Hal itu disesali karena mencoreng ratusan ribu anggota Polri yang berjibaku melayani masyarakat.
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo pun harus berani membasmi pejabat Polri yang brengsek itu.
Kali ini, Sugeng membongkar data yang ia sebut sebagai laporan keuangan bulan Oktober dan November 2021 konsorsium judi.
Laporan keuangan tersebut diberikan pada jurnalis Kompas TV, Aiman.
Dalam tayangan YouTube Kompas TV, Aiman hanya membacakan beberapa laporan yang terlampir dalam kertas diduga laporan keuangan konsorsium judi.
Aiman menyebutkan beberapa poin setoran dari judi lari ke oknum polri.
"Ada cerutu cokelat, cokelat maksudnya polisi mungkin ya, oknum. Rp 21 juta,” ujar Aiman.
“Lalu kemudian ada minuman cokelat, cokelat maksudnya (oknum) polisi, nggak tahu minuman apa Rp 37 juta lebih,” imbuhnya.
“Luar biasa, untuk minuman dan cerutu itu Rp 50 juta," lanjut Aiman.
"(Cokelat) mungkin merujuk pada polisi atau oknum," sahut Sugeng Teguh.
Tak sampai di sana, Aiman juga menyebutkan ada nama anggota polisi yang tertulis dalam laporan keuangan konsorsium judi.
"Lalu ada tiket, disebutkan namanya Rp 95 juta, nggak tahu ini tiket kemana," lanjut Aiman.
"Bantuan Waka ke Eropa Rp 560 juta, bantuan ke USA Rp 210 juta, ini terkait dengan operasional karena disebutkan tim dari Mabes Polri," katanya lagi.
"Kemudian juga Wadir Waka, ini nggak tahu untuk apa tapi Rp 492 juta. Kemudian ada juga yang Rp 248 juta," ujar Aiman.
Berikut rekap yang diduga berasal dari laporan keuangan konsorsium judi yang mengalir ke oknum polisi, yang didapat Aiman secara ekslusif dari Ketua IPW:
1. Bantuan Pejabat Polisi ke Eropa Rp 560 juta
2. Bantuan ke Amerika Rp 210 juta
3. Tiket pesawat Rp 95 juta
4. Bulanan operasional satuan Rp 100 juta
5. Kasus rekening Medan Rp 386 juta
6. Pos Polisi di Jakarta Utara Rp 10 juta
7. Cerutu 1 Rp 50 juta
8. Cerutu 2 Rp 21,2 juta
9. Minuman Rp 37,9 juta
Total pengeluaran konsorsium 303 Oktober 2021 capai Rp 21,8 miliar.
Dan total pengeluaran konsorsium 303 bulan November capai Rp 24,6 miliar.
Dalam kesempatan tersebut, IPW meminta polisi untuk segera memvalidasi kebenaran data yang mereka terima.
"Data valid atau tidak kebenarannya harus didalami oleh Polri, bagaimana cara mendalami? Ada waktu yang disebut, ada satuan kerja (dalam laporan) disebut di sini, ya kalau mereka serius pasti mereka punya catatan tim keluar negeri," jelas Sugeng.
Sugeng Teguh menyebut jika data yang dia terima bukanlah hoaks.
"Saya rasa ini bukan hoaks ya, validitasnya ya harus kita dalami oleh polisi," terang Sugeng.
Sugeng juga mengaitkan kasus konsorsium judi 303 memiliki keterikatan dengan kasus Ferdy Sambo.
Pasalnya, Sugeng menduga kuat ada oknum berinisial JHL, adalah sosok yang mendanai keberangkatan rombongan Hendra Kurniawan ke Jambi menggunakan jet pribadi.
Sosok JHL ini disebutkan jika termasuk bagian dalam konsorsium judi 303.
Terlebih saat ini manifest penerbangan jet pribadi yang ditumpangi Brigjen Hendra Kurniawan telah terungkap ke publik.
Siapakah penyokong dana penerbangan tersebut, hingga kini belum terkonfirmasi.
Sumber: Wartakota