Bukan Gegara Non Jawa, Luhut Tak Bisa jadi Presiden karena Lebih Mentingin Modal daripada Rakyat

Bukan Gegara Non Jawa, Luhut Tak Bisa jadi Presiden karena Lebih Mentingin Modal daripada Rakyat

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Ketua Nasional Relawan Kesehatan Indonesia Agung Nugroho menanggapi pernyataan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan soal tak bisa menjadi presiden.

Seperti yang diketahui, sebelumnya Luhut mengaku bahwa dirinya tidak ingin memaksakan dirinya untuk mencalonkan diri sebagai presiden.

Bukan karena ketidakmampuannya, tetapi akibat Luhut merasa dirinya double minoritas, yaitu orang Batak dan non Islam.

Menurut Agung, Luhut tak bisa menjadi presiden karena ia memang tak berpihak kepada rakyat.

Pasalnya, ia menilai masyarakat melihat kriteria presiden berdasarkan integritas, kewibawaan, serta kejujuran.

“Terkait Luhut, bukan soal dia dari Jawa atau tidak, akan tetapi masyarakat melihat integritas,” kata Agung dikutip Populis.id dari GenPI.co pada Minggu (24/9/2022).

Agung juga mengungkap bahwa banyak alasan masyarakat tidak akan memilih Luhut menjadi presiden, salah satunya karena ia tidak memikirkan kepentingan rakyat.

Ia menyampaikan, “Banyak hal yang dilakukan Luhut lebih kepada mementingkan kepentingan modal dari pada kepentingan rakyat.”

“(Luhut, red) tidak ada keberpihakan sedikit pun pada kepentingan rakyat, apalagi kejujuran,” jelasnya menandaskan.

Selain itu, Agung juga menuturkan kalau rakyat melihat prestasi seseorang sebelum menjadi presiden, sedangkan Luhut dinilainya tidak memiliki prestasi yang mengutamakan kepentingan rakyat.

“Soal keberpihakan sosial, bisa kita lihat. Kapan Luhut pernah berada pada posisi berpihak pada rakyat dalam setiap kebijakannya?” tanya Agung.

Sumber: populis
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita