GELORA.CO - Pengamat politik sekaligus akademisi Universitas Indonesia, Rocky Gerung menanggapi hacker bernama Bjorka yang tiba-tiba menghilang.
Rocky Gerung curiga dengan anggaran Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) yang tiba-tiba naik.
Pengamat politik itu curiga lantaran Bjorka menghilang usai anggaran BSSN naik Rp 600 miliar. Rocky Gerung lantas menduga bahwa Bjorka adalah institusi bukanlah perseorangan. Sosok hacker tersebut sengaja disodorkan untuk mengalihkan opini publik.
Sebab kemunculan Bjorka beberapa waktu lalu membuat anggaran BSSN naik drastis hingga mencapai angka Rp 600 miliar.
Namun usai anggaran tersebut dinaikkn, Bjorka justru menghilang dan tidak membuat keributan lagi.
Rocky menyebut bahwa publik akhirnya menduga bahwa Bjorka adalah institusi karena ia mengilang pasca anggaran BSSN naik.
Menurutnya, Bjorka adalah sebuah institusi yang memang dilemparkan untuk mengalihkan opini publik.
Saat kemunculan Bjorka, publik tengah menghadapi kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
“Bjorka itu bukan orang, Bjorka itu institusi. Kan orang menduga institusi artinya dia resmi disodorkan untuk mengalihkan opini publik,” ujar Rocky di kanal YouTube-nya pada Rabu (28/9/2022).
“Tapi ketika betul tadi di mana anggaran bidang security lalu ketemulah asumsi kita dengan politik itu bahwa DPR akhirnya secara resmi menaikkan anggaran,” lanjutnya.
Diketahui kemunculan Bjorka yang membeberkan sejumlah data tokoh negeri sempat membuat publik heboh. Bahkan polisi tempat menangkap seorang pemuda yang diduga merupakan hacker tersebut. Namun ternyata, dia hanyalah orang yang memfasilitasi Bjorka di telegram. (*)
Sumber: poskota