Angka Kasus HIV di Semarang Paling Tinggi di Jateng, Paling Banyak karena Hubungan Sesama Lelaki

Angka Kasus HIV di Semarang Paling Tinggi di Jateng, Paling Banyak karena Hubungan Sesama Lelaki

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Data Dinas Kesehatan Kota (DKK) Semarang mencatat jumlah kasus human immunodeficiency virus (HIV) di Kota Semarang saat ini mencapai 283 per akhir Juli 2022.

Hal itu membuat Kota Semarang menjadi daerah paling tinggi tingkat penularan HIV dibandingkan daerah-daerah lain di Jawa Tengah (Jateng).

Kepala Bidang (Kabid) Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) DKK Semarang Nur Dian Rakhmawati mengatakan, secara kumulatif angka HIV memang naik.

"Iya memang benar paling banyak di Jateng karena kasus HIV memang tak bisa sembuh," jelasnya saat dikonfirmasi Kompas.com, Selasa (6/9/2022).

Namun, jika dilihat tren dari tahun ke tahun kasus HIV di Kota Semarang justru turun.

Dia mencontohkan, tahun 2019 ada 643 kasus, lalu tahun 2020 ada 588 kasus, selanjutnya tahun 2021 ada 491 kasus.

"Dan terakhir pada bulan Juli 2022 ada 283 kasus. Secara hitungan tahun menurun," ujarnya.

Sampai saat ini peningkatan kasus HIV di Kota Semarang dipengaruhi oleh hubungan seks berisiko yang diperparah dengan gaya hidup anak di usia produktif.

"Paling banyak lelaki suka lelaki (LSL) 26 persen dan pelanggan dan pekerja seks (PPS) sebanyak 24 persen," ungkapnya.

Sementara, karyawan menjadi salah satu profesi yang paling banyak tertular HIV di Kota Semarang. Sampai saat ini sudah ada 126 karyawan yang positif HIV.

"Secara kumulatif sementara baru terdata 126 orang," imbuhnya.

Adapun kelompok orang dengan risiko tertinggi terinveksi HIV di antaranya ibu hamil, pasien TBC, pasien inveksi tertular seksual, penjaja seks, laki-laki suka laki-laki, pengguna jarum suntik dan warga binaan kemasyarakatan yang ada di lapas.

“Kita sudah mempunyai program untuk memetakan populasi. Tapi dalam pemetaan ini, kalau untuk yang waria dan penjaja seks, mereka lebih terbuka ya, tapi kalau yang lelaki suka lelaki mereka tidak terbuka, jadi kita cukup kesulitan untuk mendeteksi,” tambahnya.

Sumber: kompas
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita