GELORA.CO -Harga minyak mentah WTI crude maupun brent crude per tanggal 30 Agustus 2022 ini, terus mengalami penurunan bahkan sejak tiga bulan terakhir. Hal ini diketahui lewat data yang disampaikan oleh oilprice yang menyebut harga minyak saat ini telah mendekati angka 90 USD perbarel.
Anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto menuturkan, pemerintah tidak seharusnya menaikkan harga BBM bersubsidi lantaran harga minyak dunia saat ini sudah mulai turun secara berangsur-angsur, dan masih sesuai dengan asumsi APBN 2022.
"Kalaupun terjadi pergerakan, maka pergerakannya secara umum tetap dalam rentang100 dolar Amerika per barel. Karenanya, pergerakan harga minyak mentah dunia ini masih sesuai dengan asumsi revisi APBN 2022,” tegas Mulyanto kepada wartawan, Rabu (31/8).
"Jadi alasan Pemerintah untuk menaikkan harga BBM bersubsidi memang kurang mendasar,” imbuhnya.
Mulyanto mendesak pemerintah untuk mengambil opsi kebijakan pembatasan dan pengawasan, agar distribusi BBM bersubsidi ini tepat sasaran, ketimbang menaikkan harga BBM bersubsidi, yang penuh risiko daripada harus menaikkan harga BBM bersubsidi yang berdampak negatif terhadap daya beli masyarakat.
“Kebijakan pembatasan distribusi BBM bersubsidi kepada mereka yang berhak, agar tepat sasaran, memiliki resiko ekonomi dan sosial yang lebih ringan bagi masyarakat. Ketimbang kebijakan menaikkan harga BBM bersubsidi, namun tetap membiarkan mobil mewah menikmati BBM bersubsidi,” ujarnya.
Menurutnya, jika kebijakan ini yang tetap akan diambil, pemerintah terkesan membiarkan penyaluran BBM bersubsidi yang tidak tepat sasaran. Orang miskin bertambah bebannya, sementara orang kaya tetap menikmati BBM bersubsidi.
"Ini kan semakin tidak adil,” demikian Mulyanto.
Sumber: RMOL