GELORA.CO - Kasus penusukan hingga tewas kepada Pensiunan TNI Letkol TNI (Purn) M Mubin, kawan seangkatan Letjen TNI (Purn) Yayat Sudrajat mendapatkan banyak respon dari masyarakat, sebelum meninggal sosok TNI yang pernah menjadi Dandim ini meninggal dalam perjalan ke Rumah Sakit di Lembang.
Diketahui, Almarhum ditusuk di bagian leher dan dada sebanyak lima kali oleh terduga pelaku Henry Hernando alias Aseng Warga Jalan Kayu Ambon 18 RT (001/012) Desa Lembang Bandung, setelah terjadi pertengkaran dan adu mulut dengan M Mubin karena Almarhum memarkir kendaraan di depan rumahnya.
Beredar kabar sosok pelaku merupakan orang kuat dan dekat dengan salah satu Kapolda, bahkan menurut kabar yang tersebar kasus penusukan sempat diminta untuk diselesaikan secara kekeluargaan atau damai.
Kanit Reskrim Polsek Lembang Iptu E Sidabuke mengatakan motif yang dilatarbelakangi aksi brutal Henry terhadap Letkol Mubin karena rasa kesal korban sering menghalangi jalan masuk rumahnya.
“Jadi dugaannya pelaku kesal terhadap korban. Korban ini sering parkir di depan rumah toko (ruko) milik pelaku. Nah jadi terhalang aksesnya. Sudah berulangkali diingatkan tapi korban ini enggak nurut,” ujar Sidabuke kepada wartawan.
Ia mengatakan kekesalan pelaku memuncak tatkala korban kembali parkir di depan pagar ruko miliknya. Pegawainya kemudian menegur korban namun terjadi keributan.
“Pelaku ini sedang masak nasi goreng di rumahnya, kebetulan dia sedang pegang pisau. Nah dia keluar rumah karena mendengar keributan, korban dan pelaku cekcok juga. Karena korban juga melawan, akhirnya terjadi penusukan itu,” ujar Sidabuke.
Korban menerima lima tusukan, dua di bagian leher, dua di bagian dada, dan satu tusukan di perutnya. Korban saat itu masih sadarkan diri karena setelahnya ia sempat mencari pertolongan sambil mengendarai mobilnya. Namun baru 50 meter dari lokasi kejadian, kendaraan korban menabrak mobil lain karena korban sudah tewas.
“Korban ditusuk sekitar 5 kali, karena pelaku kan memegang pisau dapur. Untuk korban dan pelaku ini enggak saling kenal, cuma bermasalah saja,” tutur Sidabuke.
Pelaku sendiri sudah diamankan beberapa jam setelah kejadian. Ia diamankan di rumahnya sesuai dengan keterangan dari beberapa saksi mata yang melihat kejadian tersebut. “Sudah diamankan di rumahnya karena kita periksa sejumlah saksi mata,” ucap Sidabuke.
Kronologis
Kejadian ini dipicu saat Babeh sedang parkir di depan gerbang sebuah rumah toko (ruko). Tak lama berselang, seorang pria menghampiri dan memintanya agar tak parkir di lokasi. Cekcok kemudian terjadi di antara keduanya. Babeh bahkan dianiaya hingga ditusuk.
“Akhirnya terjadi cekcok dan berujung pada penganiayaan terhadap korban yang ada di dalam mobilnya. Pelaku menusuk korban,” kata Kapolsek Lembang AKP Hadi Mulyana.
Sebanyak lima luka tusuk didapatkan, yaitu pada leher, dada, dan perut. Saat itu Babeh tak kehilangan kesadaran. M Mubin lalu pergi menggunakan mobil pikap yang sejak awal dikendarainya. Ia berusaha menahan sakit untuk mencari pertolongan. Namun, kondisi tubuh yang luka dan banyak mengeluarkan darah, Korban akhirnya meregang nyawa di dalam mobil.
“Baru berjalan sekitar 50 meter, mungkin karena sudah tidak kuat akibat tusukan itu, korban akhirnya meninggal dunia,” ungkapnya.
Warga baru mengetahui kondisi korban setelah mobil yang dikemudikannya berhenti. Saat Babeh meninggal, mobil yang dikendarainya menabrak mobil lain. Saat dilihat warga, ternyata Babeh sudah terkapar dan meninggal dunia. “Jadi mobilnya berhenti saat menabrak bagian belakang mobil lain,”terangnya.
Sebelumnya, seorang purnawirawan TNI, Letkol Inf (Purn) Muhammad Mubin ditemukan meninggal dunia di dalam mobilnya dengan luka tusuk senjata tajam. Dia diduga menjadi korban pembunuhan. “Benar (Letkol Mubin dibunuh),” kata Kabid Humas Polda Jawa Barat, Kombes Pol Ibrahim Tompo saat dikonfirmasi JawaPos.com, Kamis (18/8. (*)
Sumber: radarsukabumi