Tanggapi Isu soal ACT yang Ngemplang Dana Umat, Mardigu: Yang Berbau Surga Gampang Dimanfaatin

Tanggapi Isu soal ACT yang Ngemplang Dana Umat, Mardigu: Yang Berbau Surga Gampang Dimanfaatin

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Organisasi yang bergerak di bidang kemanusiaan dan sosial, Aksi Cepat Tanggap (ACT) diduga telah melakukan penyimpangan dana setelah publikasi laporan Majalah Tempo edisi Sabtu, 2 Juli 2022 yang berjudul ‘Kantor Bocor Dana Umat’.

Hal itu kemudian memancing rasa kecewa dari berbagai kalangan sebab para penyelenggara yayasan atau organisasi Aksi Cepat Tanggap (ACT) ini menggunakan dana yang berasal dari masyarakat untuk kepentingan pribadi.

Terkait kasus tersebut, pengamat politik Mardigu Wowiek turut berkomentar.

“Majalah ini memperoleh temuan pengeluaran gaji tinggi dan fasilitas mewah dari kas ACT. Ahyudin, pendiri dan mantan Presiden ACT, ditenggarai menerima gaji sebesar Rp250 juta per bulan. Kemudian pejabat Senior Vice President menerima Rp200 juta, dan Direktur Eksekutif mendapat Rp50 juta. Gaji para pejabat ACT ibarat bumi dengan langit jika disandingkan dengan lembaga amal sejenis," ungkapnya di laman Instagramnya ynag dikutip Hops Senin 4 Juli 2022.

Lebih lanjut Mardigu juga menjabarkan soal fasilitas yang diterima para petinggi.

“Para petinggi yayasan ini juga menerima fasilitas kendaraan dinas menengah ke atas seperti Toyota Alphard, Honda CR-V, dan Mitsubishi Pajero Sport. Bukan hanya itu, Ahyudin juga secara leluasa memakai dana organisasi untuk membayar uang muka rumah dan pembelian furnitur buat istrinya,” lanjutnya.

Mardigu juga menyebut jika orang-orang Indonesia yang percaya pada apa pun yang berbau surga jadi mudah dimanfaatkan.

“Waduh kok begini? Apa karena orang Indonesia orang sorgawi, sangat percaya apa-apa yang berbau sorga jadi gampang dimanfaatin. Ya jangan begitulah lembaga-lembaga jualan kebaikan,” tulisnya pada Senin, 4 Juli 2022.

Diketahui ACT atau Aksi Cepat Tanggap ialah sebuah yayasan atau organisasi yang pertama kali diluncurkan pada 2005.

Setelah berjalan selama kurang lebih 17 tahun, melalui Majalah Tempo yang menuduh jika pendiri dan pengelola ACT telah memakai donasi masyarakat untuk kepentingan pribadi membuat banyak masyarakat kecewa hingga tagar ‘JanganPercayaACT’ di Twitter menjadi isu trending beberapa waktu belakangan.***

Sumber: hops.
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita