GELORA.CO - Pegiat media sosial Helmi Felis turut mengomentari terkait Lembaga Aksi Cepat Tanggap (ACT) yang kini ramai dibicarakan lantaran diduga ada penyelewengan dana terjadi didalamnya.
Dugaan penyelewengan dana sosial ACT dikonfirmasi PPATK yang disebut alokasi dana mengarah kepada kepentingan pribadi dan aktivitas terlarang.
Terkait hal tersebut, Helmi felis menyebut pihak pemerintah kini membidik segala hal yang memiliki uang. Lantaran, menurut Helmi Felis, saat ini Indonesia tengah kehabisan uang.
“Pokoknya yang ada duitnya dikeker. Negara kehabisan duit,” cuitan Helmi Felis dalam akun Twitter pribadinya yang dilansir Populis.id pada Selasa (5/7/2022).
Diketahui, kini ACT tengah jadi sorotan. Tagar ‘Jangan Percaya ACT’ pun sempat trending.
Sebagai informasi, ACT kini menjadi sorotan masyarakat usai majalah Tempo mengeluarkan laporan dugaan penyelewengan dana umat oleh lembaga ini.
“Kantong Bocor Dana Umat. Lembaga filantropi Aksi Cepat Tanggap limbung karena pelbagai penyelewengan. Pendiri dan pengelolanya ditengarai memakai dana donasi masyarakat untuk kepentingan pribadi,” tertulis dalam judul sampul majalah Tempo tersebut.
Dibandingkan gaji tertinggi di lembaga filantropi Indonesia, yakni Dompet Dhuafa misalnya sebesar Rp 40 juta.
“Yang lain di bawah Rp 30 juta,” ujar Direktur Komunikasi dan Aliansi Strategis Dompet Dhuafa,Bambang Suherman. Sementara, gaji petinggi di lembaga filantropi lainnya, yaitu Rumah Zakat lebih kecil lagi dibanding ACT dan Dompet Dhuafa.
“Gaji tertinggi di lembaga kami tidak lebih dari Rp 25 juta,” ungkap Direktur Pemasaran Rumah Zakat, Irvan.
Sementara diketahui, terkait nominal upah atau gaji petinggi ACT setiap bulannya, yakni:
Pendiri ACT (Ahyudin) Rp250.000.000,
Senior Vice President Rp 200.000.000,
Vice President Rp80.000.000,
dan Direktur Eksekutif Rp50.000.000.
Kendaraan dinas;
Toyota Alphard, CR-V & Pajero Sport.
Sumber: hops.