GELORA.CO - Pengamat militer dan pertahanan Connie Rahakundini Bakrie menyambut positif pertemuan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman dengan KSAD Amerika Serikat Jenderal James C McConville di Pentagon, Amerika Serikat. Sebab, pertemuan yang membicarakan latihan bersama "Garuda Shield" pada Agustus 2022 itu untuk meningkatkan kemampuan tempur prajurit dua negara.
“Tiap latihan bersama atau sendiri pasti akan meningkatkan efektifitas kemampuan tempur prajurit. Karena disitu ada pengalaman dan evaluasi, hasilnya adalah sebuah pemahaman baru yang menjadi pelajaran penting. Efektivitas akan terbangun,” ujar Connie saat dihubungi, Jumat (15/7/2022).
Menururut Connie, sebenarnya Garuda Shield ini sudah dimulai sejak era 2009 sebagai latihan bersama rutin Indonesia dan AS serta diikuti beberapa negara. Pada 2009 misalnya, dilaksanakan di Bandung yang melibatkan Australia, Brunri, Canads, Jepang, China, Malaysia, Inggris, Jerman, dan Thailand. Tahun lalu, Connie menjelaskan bahwa latma ke-15 betlangsing dibawah kepemimpinan Jendral Andhika Perkasa sebagai KSAD, yang diklaim sebagai latihan bersama terbesar dan di gelar di 3 tempat berbeda Baturaja, Amborawang Kalimantan dekat zona IKN, dan di Makasilung Menado.
“Saat itu saya bersuara "cukup keras" karena menurut saya tersebarnya latihan di area tersebat apakah berlaku resoprokal kita bisa latihan di AS dan TNI dapatkah juga mendekati area Washington? Keunggulan latihan bersama ke-15 ini adalah airborne lintas negara yang belum terjadi sebelumnya. Tahun ini latihan bersama disebut-sebut akan bersifat lebih besar dari 2021 dan dinamai sebagai Supra Garuda Shield dan akan dilaksanakan di Natuna,” jelas Connie.
Connie jg menambahkan, KSAD Dudung perlu meningkatkan koordinasi dengan Kemlu dan juga DPR Komisi 1 DPR RI karena patut diingat issue panas geopolitic LCS (ditambah Taiwan karena spill over perang Russia vs Ukraina) yang akan berpengaruh besar pada hubungan Indonesia dengan negara kawasan karena dapat terbaca Indonesia seolah menjadi bagian dari AS dan aliansinya dengan memilih latihan bersama di Natuna
“Sudah diperhitungkan kah oleh KSAD semua bentuk spill over geopolitik issue dan keseimbangan kawasan dari Latma terbesar di Natuna ini?,” tanya Connie.
Namun demikian, menurut Connie, Komisi I DPR harus mendukung latihan prajurit TNI dan Amerika Serikat tersebut, kendati issue azas reciprocal, yaitu bahwa prajurit Indonesia juga bisa latihan bersama di sejumlah wilayah setara di negara sahabat itu, selain AS sendiri.
“Jika tidak ada azas reciprocal maka, secara politik luar negeri dan latma tidak terjadi kesetaraan,” paparnya.
Connie berherap Jenderal Dudung juga mengadakan latihan perang dengan beberapa negara strategis lainnya, negara yang berbeda doktrin tempurnya.Negara yang maksud Connie adalah latihan bersama dengan PLA RRC, atau Russia.
“Ini bukan saja menambah kekayaan pengetahuan dan meningkatkan skill serta efektivitas, namun juga menunjukkan politik luar negeri dari negara kita adalah pemimpin NAM yang konsisten dan konsekuen,” pungkas Connie.
Hal yang sama juga disampaikan Ketua Rekat Indonesia Raya, Eka Gumilar. Menurutnya, apa yang dilakukan Jenderal Dudung dalam meningkatkan keamanan dan pertahanan Indonesia menunjukkan jiwa nasionalis Jenderal Bintang Empat tersebut.
“Pak Dudung sangat memperhatikan Prajurit,bukan hanya kesejahteraan tapi juga peningkatan kemampuan keterampilan,demi keamanan negara,ini patut kita apresiasi. katanya.[]