GELORA.CO - Mantan Presiden Aksi Cepat Tanggap (ACT) Ahyudin mendirikan lembaga amal baru bernama Global Moeslim Charity (GMC).
Global Moeslim Charity resmi dideklarasikan pada 12 Maret 2022 di Beltway Office Park, Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
Skema lembaga nonprofit tersebut mirip dengan ACT atau lembaga yang ia dirikan sebelumnya.
Dalam lembaga ini, Ahyudin menjabat sebagai Presiden GMC Nasional. Beberapa petinggi GMC lainnya terdiri dari para ulama.
Salah satunya adalah Buya Mahfud Sobari. Ulama besar dari Jawa Timur itu menjabat sebagai pembina.
Dewan penasihat GMC terdiri dari berbagai profesi seperti pemimpin pesantren, pengusaha dan rektor.
Ahyudin menceritakan tantangan dan peluang yang dirasakan ketika membangun gerakan amal charity di tengah pandemi Covid-19. Hal itu ia ungkapkan langsung lewat akun Facebook-nya.
Ia menyebut pandemi berdampak pada menurunnya ekonomi masyarakat sehingga cenderung mengabaikan sedekah.
Ahyudin juga mengatakan lembaga amal harus tetap konsisten dalam membantu masyarakat yang membutuhkan.
"Lembaga-lembaga amal charity harus terus berupaya membuktikan bahwa pengelolaan sedekah yang lebih produktif, terorganisir, berkelanjutan, berdampak masif, dan solutif adalah melalui lembaga," tulis Ahyudin melalui Facebook-nya pada 30 Juni 2022 lalu, dikutip Rabu (6/7/2022).
Diberitakan sebelumnya, ACT diduga menyelewengkan dana donasi umat untuk kepentingan pribadi.
Menurut investigasi Majalah Tempo, founder sekaligus petinggi ACT bernama Ahyudin menerima gaji Rp 250 juta dan level menengah hingga Rp 80 juta.
Petinggi ACT juga menerima mobil mewah mulai dari Pajero Sport hingga Alphard yang uang pembeliannya dipotong dari hasil donasi umat.
Lembaga filantropi itu juga memotong 13,7 persen dari total donasi yang diperoleh.
Jumlah potongan itu disebut digunakan sebagai dana operasional untuk menutupi distribusi program.
Sumber: tvOne