GELORA.CO - Pertemuan Presiden Joko Widodo dan para relawan pendukung yang berlangsung di Istana Kepresidenan Bogor, Jumat kemarin lebih banyak membahas soal tantangan ekonomi global, termasuk krisis energi dan pangan.
Ketua Umum DPP Jaringan Kemandirian Nasional (Jaman), Iwan Dwi Laksono yang turut hadir mengatakan, pertemuan tersebut menjadi early warning system bagi relawan militan agar semakin merapatkan barisan membantu pemerintah menciptakan kedaulatan pangan dan energi.
"Sudah banyak negara dilanda krisis. Lebih dari 300 juta orang dalam kondisi sangat lapar. Itu karena pemulihan yang tidak merata setelah pandemi Covid-19, perubahan iklim yang memengaruhi panen dan konflik perang di Ukraina," kata Iwan Dwi Laksono, Sabtu (30/7).
Dalam pertemuan tersebut pula, Presiden Jokowi mengatakan bahwa masalah perdamaian di Rusia dan Ukraina itu urusan political will masing-masing negara dan Indonesia tidak bisa ikut campur terlalu jauh.
Terkait masalah pangan, perang Ukraina dan Rusia juga sedikit banyak akan menghimpit ekonomi Indonesia.
Dampak harga pangan dunia yang melonjak seperti gandum dan kedelai akan berimbas keberbagai macam produk, seperti mie, roti, pakan ternak, telur, tahu, tempe, dan bahan pokok lainnya.
"Di sisi lain pemerintah masih memiliki tugas untuk menekan angka impor beberapa komoditi yang bisa kita produksi sendiri. Ini tugas kita bersama bagaimana menciptakan kemandirian pangan dan energi di dalam negeri," tandasnya.
Sumber: rmol.