GELORA.CO -Puan Maharani bisa menciptakan kondisi kurang baik bagi PDI Perjuangan menuju 2024. Jika PDIP memaksakan Puan maju dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024, konflik internal hingga kehancuran bisa dialami partai banteng moncong putih itu.
Demikian analisis Direktur Pusat Riset Politik, Hukum dan Kebijakan Indonesia (PRPHKI), Saiful Anam, menanggapi hasil RMOLVote "9 Capres 2024" yang menampilkan nama Puan berada di urutan kelima dengan perolehan 8.939 dukungan atau 10,89 persen dari total dukungan sebanyak 82.093 pemilih.
"Ancaman (bagi PDIP) akan terjadi apabila Puan tetap dipaksakan maju, akan terjadi konflik internal yang tidak akan dapat terbendung," ujar Saiful kepada Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (6/7).
Saiful menilai, meskipun Ketua DPR RI ini masuk lima besar RMOLVote, kehancuran PDIP akan terjadi apabila Puan tetap diajukan sebagai kandidat pada 2024 yang akan datang.
"Karena PDIP sendiri ada simpul Ganjar Pranowo yang hampir pasti akan mencalonkan diri pada 2024. Ancaman perpecahan itulah yang akan menjadi harapan parpol lain, yang saya kira dengan terpecahnya suara PDIP akan mengakibatkan tidak optimalnya suara kandidat yang berasal dari kader PDIP, baik Puan maupun Ganjar," papar Saiful.
Untuk itu, Saiful menyarankan, PDIP berkoalisi dengan partai politik (parpol) lainnya untuk "mengawinkan paksa" Puan dengan tokoh lainnya.
"Ancaman keterbelahan kader PDIP apabila tetap memaksakan memajukan Puan. Kalaupun ingin dikawinkan secara paksa maka bisa jadi Ganjar-Puan atau sebaliknya, meskipun agak sulit kalau PDIP tidak berkoalisi dengan partai politik lainnya," pungkas Saiful.
Sumber: RMOL