Golkar: Misi Perdamaian Jokowi ke Ukraina dan Rusia Selamatkan G20 dari Upaya Boikot Barat

Golkar: Misi Perdamaian Jokowi ke Ukraina dan Rusia Selamatkan G20 dari Upaya Boikot Barat

Gelora Media
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO -Misi perdamaian yang dibawa Presiden Joko Widodo saat bertemu Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, dan juga Presiden Rusia, Vladimir Putin, menyelamatkan Presidensi G20 Indonesia.

Begitu pandangan Anggota DPR RI Fraksi Partai Golkar Bobby Adhityo Rizaldi dalam diskusi virtual Teras Politik (Terpol) Kang Kiflan bertajuk "Benarkah Jokowi Gagal Damaikan Rusia-Ukraina", Selasa (5/7).



"Kami sangat bangga dengan misi yang dibawa Pak Jokowi. Hasilnya adalah menyelamatkan Presidensi G20 dari potensi adanya boikot memboikot dari negara barat," ujar Bobby yang dikutip melalui kanal Youtube Kantor Berita Politik RMOL.

Anggota Komisi I DPR RI ini menuturkan bahwa ancaman boikot yang juga sempat dilontarkan Menteri Keuangan Amerika Serikat Janet Yellen. Sebab, Janes menyatakan akan memboikot sejumlah pertemuan G20 di Bali jika pejabat Rusia hadir.

Atas misi perdamaian, kata Bobby, sudah terbantahkan dengan pesan-pesan yang disampaikan Jokowi kepada kedua pimpinan negara yang berperang.

"Oleh karena itu berdasarkan materi (misi Jokowi) yang dikedepankan adalah bagaimana perang kedua negara tersebut memberikan dampak negatif terhadap pertumbuhan ekonomi global, utamanya yang mengancam krisis pangan dan energi, dan imbasnya sudah ke Indonesia juga," tutur Bobby.

"Dilihat dari gesturenya (Putin dan Zelenskyy), Pak Jokowi diterima sangat baik baik oleh Ukraina maupun Rusia," sambungnya.

Maka dari itu, Bobby juga menegaskan bahwa anggapan miring dari lawatan Jokowi ke Ukraina dan Rusia yang disampaikan sejumlah pihak di dalam negeri kurang tepat.

Karena pada dasarnya, dia memandang pertemuan pertama dalam misi perdamian Jokowi tidak serta merta langsung bisa menghentikan perang yang terjadi di antara kedua negara.

"Paling tidak sudah terbuka ruang kepada mereka, dan kehadiran Indonesia memberikan  alasan kepada kedua negara tersebut untuk mencari exit strategy (untuk menyelesaikan perang)," demikian Bobby. 

Sumber: RMOL
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita