3 Purnawirawan Jenderal Polisi Ini Sebut Bharada E Sangat Sakti, Lebih Kuat Dari Jenderal

3 Purnawirawan Jenderal Polisi Ini Sebut Bharada E Sangat Sakti, Lebih Kuat Dari Jenderal

Gelora Media
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO -Irjen Pol (Purn) Bekto Suprapto, Irjen Pol (Purn) Aryanto Sutadi dan Komjen Pol (Purn) Susno Duadji, kompak menyebut Bharada E sebagai sosok yang sangat sakti. Tiga jenderal ini bahkan menyebutkan kekuatan Bharada E bisa melebihi jenderal. 

Topik mengenai Bharada E dibahas oleh tiga purnawirawan jenderal ini dalam akun youtube, Polisi Ohh Polisi, sebagaimana dipantau Sabtu (30/7/20202). 

Bekto, yang juga pernah menjabat sebagai Kepala Densus 88 Antiteror Polri itu meyakini bahwa Bharada E punya daya tarik yang paling tinggi dalam kasus tewasnya Brigadir J. Bharada E disebut Bekto sebagai orang yang paling punya kekuatan tinggi dalam kasus ini dan paling sakti. "Bharada E ini terkesan sebagai sosok yang paling menarik perhatian. Bahkan tokoh yang paling kuat, paling sakti. Dianggap melebihi jenderal kekuatannya. 

Mengapa begitu?" kata bekto. Selain dianggap sosok sakti, Bharada E juga dinilai layaknya seseorang yang sangat misterius. Senada dengan Bekto, Mantan Kadiv hukum Polri, Irjen Pol (Purn) Aryanto Sutadi mengungkapkan bahwa sebenarnya sosok Bharada E juga misterius.   

"Kemarin dia (Bharada E) menghilang. Eh sekarang datang lagi, dia datang ke Komnas HAM dikawal sama banyak polisi. Yang dikawal kan cuma jenderal. 

Berarti dia melebihi jenderal. Ada perwira lagi yang mengawal. Mungkin besok-besok dia bisa jadi saksi, jadi tersangka atau nggak jadi. Makanya itu kenapa dia disebut sakti," kata Aryanto. 

Sementara Mantan Kabareskrim Komjen Pol (Purn) Susno Duadji mengatakan Bharada E ini sakti karena tidak terkena tembakan saat terjadi baku tembak. "Wah dia bela diri, ini sakti namanya, bisa hilang, bisa ini, bisa itu," kata Susno sambil tertawa.  

Pemeriksaan Bharada E Aryanto menambahkan, ia tidak pernah mendengar adanya kabar Bharada E diperiksa, tetapi Aryanto meyakini bahwa sosok yang diduga telah membunuh Brigadir J itu sudah dilakukan pemeriksaan oleh pihak kepolisian. "Saya yakin pasti sudah diperiksa polisi. Lha itu, katanya lima kali nembak, saya bela diri, siapa itu kalau bukan dari keterangan saksi kan," kata Aryanto. 

Akan tetapi dia merasa ada keanehan apabila hasil pemeriksaan tersebut tidak diungkap secara publik dengan alasan dapat mengganggu proses penyelidikan. "Bharada E pasti sudah diperiksa penyidik maupun tim khusus yang dibentuk Kapolri. 

Kenapa? Keterangan dia bilang membela diri lalu menembak lima kali dari siapa kalau bukan keterangan saksi," tutur Aryanto. "Cuma oleh polisi tidak dipublis. Karena itu dianggap bisa mengganggu jalannya penyidikan. Itu lucunya. 

Alasannya kan sering begitu polisi," sambungnya. Lebih lanjut, Aryanto menganggap Bharada E lebih sakti karena para jenderal saja sudah dinonaktifkan statusnya, tetapi justru dia belum dilakukan penindakan apapun. "Tiga perwira itu nonaktif untuk menghilangkan hambatan psikologis. Tapi kalau Bhadara E mau dinonaktifkan atau mau dipecat nggak ada pengaruhnya terhadap penyidikan ini." tutupnya.

Sumber: tvOne
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita