Menunggu Hasil Ijtihad Politik Surya Paloh

Menunggu Hasil Ijtihad Politik Surya Paloh

Gelora News
facebook twitter whatsapp


OLEH: MOCH EKSAN*

BALLROOM Jakarta Convention Center (JCC) sangat riuh gemuruh dengan suara peserta Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Partai Nasdem saat Surya Paloh mengumumkan 3 nama bakal calon presiden.

Banyak peserta Rakernas yang histeria sambil menari-nari gembira, mendengar nama Anies Rasyid Baswedan, Muhammad Andika Perkasa dan Ganjar Pranowo diumumkan sebagai nominasi bakal calon presiden dari Partai Nasdem.

Surya Paloh menyatakan 3 nama tersebut, di hadapannya dinilai sama. Tidak ada yang lebih dan tidak ada yang kurang. Semua putra terbaik bangsa yang rekam jejaknya bisa diakses oleh masyarakat luas. Bos Media Group ini akan memilih yang terbaik dari figur yang baik-baik.

Anies diusulkan oleh 32, Andika 14 dan Ganjar 29 Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Nasdem seluruh Indonesia. Mereka para tokoh yang terbaca oleh hasil survey sebagai figur yang diinginkan rakyat tampil sebagai pemimpin nasional.

Anies adalah Gubernur DKI Jakarta yang akan berakhir jabatannya pada 17 Oktober 2022. Andika adalah Panglima TNI yang akan memasuki usia pensiun pada 21 Desember 2022. Sedangkan, Ganjar adalah Gubernur Jawa Tengah yang akan berakhir jabatannya pada 5 September 2023.

Anies, Andika dan Ganjar merupakan generasi 60an yang lahir dalam suasana gejolak politik genosida dan transisi kekuasaan dari Bung Karno kepada Pak Harto. Di antara generasi kepemimpinan nasional ini, Anieslah tokoh termuda yang lahir pada 7 Mei 1969. Sementara, Andika fikur yang tertua, lahir pada 21 Desember 1964. Dan, Ganjar lahir pada 28 Oktober 1968.

Nama-nama bakal calon presiden yang dihasilkan Rakernas Partai Nasdem di JCC, 15-17 Juni 2022 punya reputasi dan prestasi yang baik dalam perjalanan karier masing-masing. Perjalanan hidupnya bisa menjadi inspirasi anak negeri dalam membangun mimpi masa depan.

Anies seorang dosen yang pernah menjadi Rektor di Universitas Paramadina. Ia alumni Universitas Gajah Mada Yogyakarta, Maryland University dan Northern Illinois University Amerika Serikat. Ia pernah menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.

Keberhasilan Anies melakukan Gerakan Indonesia Mengajar dan Gerakan Turun Tangan dan kiprahnya yang lain, membuatnya banyak menerima penghargaan kelas dunia. Di antaranya: Gerald Maryanov Award, 100 Intelektual Publik Dunia dari Majalah Foreign Policy, Young Global Leader dari World Economic Forum, 20 Tokoh Pembawa Perubahan Dunia dari Majalah Foresight, PASIAD Education Award dari Turki, Nakasone Yasuhiro Award dari Perdana Menteri Jepang, 500 Muslim Berpengaruh di Dunia dari The Royal Islamic Strategic Studies Center Jordania, dan lain sebagainya.

Andika seorang serdadu yang berdinas di TNI sejak 1987-sekarang. Ia alumni Akmil yang mencapai puncak karier sebagai orang nomor satu di TNI. Juga, lulusan Military College of Vermont Norwich University Northfield Vermont, National War College National Defense University Washington DC, Harvard University Massachusetts, dan The Trachtenberg School of Public Policy and Public Administration The George Washington University Washington DC AS.

Banyak penghargaan yang diterima Andika. Antara lain: Bintang Dharma, Bintang Yudha Dharma Utama, Bintang Kartika Eka Paksi Utama, Bintang Jalasena Utama, Bintang Swa Bhuwana Paksa Utama, Bintang Bhayangkara Utama, Bintang Yudha Dharma Pratama, Bintang Kartika Eka Paksi Pratama, Bintang Yudha Dharma Narayana, Bintang Kartika Eka Paksi Narayana, Satyalancana Kesetiaan, Satyalancana Dharma Bantala, Satyalancana Dharma Nusa, Satyalancana Wira Dharma, Satyalancana Wira  Siaga, Satyalancana Seroja, Satyalancana Dwidya Sistha, Satyalancana Wira Karya, dan lain sebagainya.

Adapun, Ganjar seorang politisi yang pernah menjadi anggota DPR RI dari PDIP 2004-2013. Ia alumni Universitas Gajah Mada dan Universitas Indonesia. Kini juga menjadi Ketua Umum Kagama pasca Sri Sultan Hamengku Buwono X.

Ganjar sudah 2 periode menjadi Gubernur Jawa Tengah. Atas berbagai keberhasilan dalam mimimpin daerah, sejumlah penghargaan ia terima. Di antaranya: Bintang Jasa Utama, Satyalancana Pembangunan, Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha, dan lain sebagainya.

Sesungguhnya, siapa pun yang akan ditetapkan oleh Surya Paloh, semua narasi tekstual bisa dibangun atas dasar kepentingan bangsa. Namun, masing-masing punya latar belakang kontekstual kepemimpinan yang berbeda. Tinggal Indonesia lebih membutuhkan kualifikasi yang mana untuk menjadi bangsa terdepan di dunia.

Tak sedikit yang mengirim pesan kepada saya via WhatsApp, Instagram dan Facebook, agar Nasdem membuat poros baru di luar PDIP, Gerindra dan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB). Hal ini dengan cara mengusung calon sendiri. Semua dimaksudkan untuk menghindari polarisasi dan mengakhiri rezim oligarki. Apalagi dengan semangat kemandirian Partai Nasdem yang tak mau membebek pada lembaga survey atau didikte oleh kekuatan politik manapun.

Hasil ijtihad politik Surya Paloh menjadi tumpuhan harapan dari para pihak yang menginginkan Pemilu 2024 menjadi momentum sirkulasi elite baru. Selama 10 tahun, rezim ini sudah lebih dari cukup membangun "kerajaan" politik dan ekonomi.

NasDem benar-benar diinginkan menjadi lokomotif perubahan rezim demi pemerataan kesempatan dan kekuasaan yang sehat. Dalam konteks ini, banyak yang berharap Surya Paloh memberi kesempatan kepada Anies bertarung sebagai calon presiden yang diusung oleh koalisi Gondangdia Raya pada Pilpres mendatang.

*) Penulis adalah Pendiri Eksan Institute dan Ketua Bidang Hubungan Legislatif DPW Partai Nasdem Jawa Timur
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita