GELORA.CO - Wacana koalisi Gerindra-PKB bisa menjadi poros tersendiri pada Pilpres 2024. Dengan modal 136 kursi parlemen, Gerindra dan PKB bisa mengajukan pasangan capres-cawapres.
"Namun koalisi ini masih cukup rapuh jika yang diambil sebagai cawapres adalah Cak Imin mengingat elektabilitas Cak Imin yang masih rendah," kata Direktur Eksekutif Citra Institute, Yusa' Farchan kepada AKURAT.CO, Minggu (19/6/2022).
Tren elektabilitas Prabowo saat ini memang tinggi, namun sebagaimana pemilu 2019 tren elektabilitas tersebut berpotensi disalip capres lainnya seperti Ganjar dan Anies jika semua mesin politik sudah dihidupkan.
"Kondisi inilah yang membuat Prabowo harus mengambil cawapres yang mampu menyumbangkan insentif elektoral secara signifikan," papar Akademisi Universitas Soetomo.
Yusa' mengatakan, safari politik Prabowo ke kantong-kantong NU beberapa waktu lalu dinilai sudah tepat. Tinggal bagaimana Prabowo meramu koalisi yang lebih menjanjikan menang dengan mengambil cawapres yang tepat dan mencari energi tambahan dari partai lain.
"Pak Prabowo memang punya basis di Jawa Barat, sementara Cak Imin di Jawa Timur. Tapi di Jawa Barat, Pak Prabowo berpotensi tidak bisa dominan jika Anies maju sebagai Capres. Sebagian akan masuk ke Anies," kata Yusa'.
Begitu juga dengan Cak Imin di Jawa Timur, tidak bisa dominan karena akan berbagi dengan Ganjar.
"Artinya, mengandalkan mesin politik Gerindra dan PKB saja kurang menjanjikan untuk menang. Harus ada energi tambahan dari parpol lain," kata Yusa'. []
Sumber: akurat