Roy Suryo Bagikan Meme Patung Buddha Berwajah Mirip Jokowi, Netizen Pro Jokowi Banyak yang Ngamuk

Roy Suryo Bagikan Meme Patung Buddha Berwajah Mirip Jokowi, Netizen Pro Jokowi Banyak yang Ngamuk

Gelora Media
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO -Pakar Telematika yang juga pernah menjabat sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Roy Suryo tengah menjadi perbincangan panas di media sosial, khususnya Twitter, Selasa (14/6/2022).

Adapun Roy Suryo diperbincangkan setelah cuitannya soal kabar harga tiket Candi Borobudur naik.

Pada cuitannya Jumat 10 Juni 2020, Roy Suryo tampak mengkritik kebijakan pemerintah soal bakal naiknya tiket Candi Borobudur.

Namun yang jadi masalah bukanlah kritikannya soal harga tiket ke Candi Borobudur itu naik, namun pada gambar yang dibagikan Roy Suryo di Twitter itu.

Ya, kritikan Roy Suryo terhadap rencana pemerintah mau menaikkan harga tiket Candi Borobudur itu disertai dengan meme patung Buddha berwajah mirip Joko Widodo atau Jokowi.

Tak hanya itu, ada pula keterangan di gambar yang dibagikan Roy Suryo di Twitter itu bertuliskan 'I Gede Utange Jokowi'.

"Mumpung akhir pekan, ringan2 saja Twit-nya. Sejalan dgn Protes Rencana Kenaikan Harga Tiket naik ke Candi Borobudur (dari 50rb) ke 750rb yg (sdh sewarasnya) DITUNDA itu, Banyak Kreativitas Netizen mengubah Salahsatu Stupa terbuka yg Ikonik di Borobudur itu, LUCU, he-3x AMBYAR," tulis Roy Suryo, Jumat (10/6/2022).

Hal tersebut ternyata membuat banyak netizen, terlebih pendukung Jokowi marah besar.

Adapun mereka berbondong-bondong menhujat Roy Suryo yang dianggap berlebihan dalam memberikan kritik, serta dianggap sudah menghina Jokowi sebagai kepala negara (presiden RI).

Adapun Roy Suryo hingga berita ini ditulis, Roy Suryo masih menjadi trending nomor di Twitter.

Adapun netizen pro Jokowi menyebut bahwa ocehan Roy Suryo dianggap tak pantas.

Buntutnya, banyak netizen yang justru langsung melaporkan cuitan Roy Suryo itu ke aku Divisi Humas Polri.

Klaim Punya Alasan

Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, bahwa penetapan besaran tiket masuk Candi Borobudur sebesar Rp750 ribu, adalah hasil studi komprehensif dengan UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization).

"Jadi mengenai Borobudur, kita bikin studi komprehensif dengan UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization) di situ, dan angka itu keluar. Tapi karena ribut semua, kita tunda itu," kata Luhut dalam Rapat Kerja bersama Badan Anggaran DPR RI di Jakarta, Kamis (9/6/2022).

Selain itu Luhut juga menjelaskan bahwa Candi Borobudur telah mengalami pengurangan ketinggian dan kerusakan sehingga jumlah pengunjung akan dibatasi sebanyak tidak lebih dari 1.200 orang per hari sebagaimana disarankan UNESCO.

Dengan pembukaan jalan tol yang akan melintasi wilayah Borobudur ke depan, Luhut memperkirakan sekitar 26 juta pengguna jalan akan melewati dan berpotensi mengunjungi Borobudur.

"Jadi dengan kita buka jalan tol sekarang, itu satu tahun akan masuk 26 juta orang, berapa juta bisa masuk ke Borobudur," katanya.

Luhut pun menekankan bahwa penetapan tiket masuk Borobudur sudah mempertimbangkan berbagai kemungkinan tersebut, sekaligus dilakukan untuk memenuhi kebutuhan revitalisasi cagar budaya tersebut.

Adapun Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi juga memiliki fungsi untuk mengkoordinasikan sektor pariwisata, sehingga Menko Luhut terlibat dalam penetapan harga tiket masuk candi Borobudur.

"Di Borobudur itu, saya pergi 35 meter sudah ada sampah di Borobudur. Dan itu sudah memberikan bau kepada Borobudur," katanya.

Bukan Harga Tiketnya tapi Kuotanya

Menteri Koordinator Bidang kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Panjaitan telah menggemparkan masyarakat dengan naiknya tiket masuk untuk wisatawan yang berkunjung ke Candi Borobudur.

Kenaikan harga tiket masuk bagi wisatawan lokal seharga Rp. 750 ribu bagi pengunjung yang ingin menaiki candi, sedangkan US$ 100 akan dikenakan bagi wisatawan mancanegara yang ingin menaiki Candi Borobudur.

Sementara bagi pelajar yang ingin memasuki kawasan Candi Borobudur dengan tujuan edukasi dikenakan biaya Rp 5.000.

Namun hal ini menuai kontroversi di masyarakat, sehingga Menko Marves Luhut beserta Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo memutuskan untuk menunda penerapan kenaikan harga tersebut.

Menurut Ganjar masih perlu adanya kajian lanjutan bersama PT. Taman Wisata Candi (TWC) Borobudur dan Balai Konservasi Borobudur.

Seperti yang di kutip dari Budhazine.com (9/6/2022), Bhante Sri Pannyavaro, Kepala Vihara Mendhut menanggapi penetapan naiknya tiket Candi Borobudur beberapa hari lalu.

Ia menyatakan bahwa adanya ketidak jelasan terkait penyampaian informasi kenaikan tiket masuk Candi Borobudur.


Hingga akhirnya menuai banyak tanggapan.

Menurutnya, keputusan kenaikan harga tiket dengan alasan untuk membatasi kuota dinilai kurang bijak.

Ia berkata tidak perlu menaikan tarif yang mahal namun seharusnya hanya kuotanya yang dibatasi.
 
“Saya usul mumpung kebijakan ini belum final, kalau mau Borobudur tidak cepat rusak, kita juga mau menyelamatkan Borobudur untuk generasi yang akan datang,” tutur Bhante.

Selain itu dikutip pada laman tiktok pada akun Budhazine.com, Banthe juga menambahkan bahwa dahulu Candi Borobudur bukan dirancang sebagai tempat wisata, melainkan untuk kepentingan Ibadah.

Ia juga menceritakan Candi Borobudur tidak diresmikan oleh pihak lain. Raja-raja Syailendra mendirikan Candi Borobudur bersama rakyatnya yang kemudian diresmikan oleh Pramodhavardhani.

“Raja-raja Syailendra dan rakyatnya gotong royong dengan penuh rasa bhakti. Dengan iman yang kuat mendirikan Borobudur yang selesai dua generasi. Itu didirikan untuk kepentingan ibadah bukan untuk tempat rekreasi, tempat wisata, Bukan.” kata Bhante yang dikutip dari laman Tiktok akun Budhazine.com (9/6/2022). 

Sumber: tvOne
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita