GELORA.CO - Pengakuan mengejutkan dikatakan oleh pegiat media sosial dan juga dosen Universitas Indonesia (UI) Ade Armando yang menjadi korban pengeroyokan oleh pendemo di gedung DPR 11 April 2022 lalu.
Melalui channel Youtube Cokro TV Ade Armando menyebut, dari pengakuan dokter yang merawatnya, terlambat pertolongan sekitar 5 - 10 menit nyawanya mungkin tidak akan tertolong lagi.
"Jadi dokter bilang kalau saja terlambat, barangkali 5 menit sampai 10 menit polisi menolong saya ada kemungkinan bahwa saya sudah mati lah meninggal dunia," kata Ade Armando dikutip Hops.ID Minggu 15 Mei 2022.
Lalu Ade menceritakan, bahwa tim dari Cokro TV yang meliput bersamanya sudah pasang badan. Namun katanya, mereka terlempar karena masa pendemo mengeroyoknya sangat membabi buta.
Beruntung kata Ade, nyawanya bisa diselamatkan karena bantuan dari temannya dan para jurnalis lain di lapangam yang berteriak meminta bantuan polisi.
"Merekalah yang menyelamatkan saya seperti dikatakan dokter tadi terlambat 5 menit kali, 10 menit bisa lebih fatal," kata Ade.
"Para mahasiswa juga sebagian berusaha menolong saya ya, wala lagi-lagi terhambat oleh banyaknya orang," lanjutnya lagi.
Seperti diketahui Ade Armando dipukuli massa demontrasi di depan Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin 11 April 2022 lalu.
Akibat pemukulan itu, penggiat media sosial ini babak belur wajahnya berlumuran darah. Dia juga tampak dibopong aparat kepolisian untuk dievakuasi ke tempat aman. Selain itu, Ade Armando ditelanjangi massa. Dimana dia hanya memakai celana dalam.
Sebelumnya, Ade hadir di tengah demo 11 April di depan DPR. Namun, dia mengaku hanya memantau saja dan tak ikut dalam aksi.
Akibat pengeroyokan itu Ade mengalami luka yang cukup parah. Dan harus menjalani perawatan di rumah sakit.
Hingga saat ini, masih terdapat genangan darah di dalam otak Ade Armando.***
Sumber: hops