GELORA.CO - Di salah satu sudut di perkebunan itu, sejumlah polisi mulai menggali. Benar saja, seperti disampaikan FM, ditemukanlah lima senjata api (senpi) semiotomatis jenis Uzi.
Temuan itu melengkapi satu senpi serupa di rumah OM. Di rumah yang sama di Kecamatan Kalawat, Kabupaten Minahasa Utara (Minut), Sulawesi Utara (Sulut), itu pula ditemukan 15 butir amunisi kaliber 9 mm. Adapun di kediaman FM, didapati juga 25 butir amunisi dengan kaliber yang sama.
Ditambah dua senpi jenis yang sama yang ditemukan di kotak speaker aktif di rumah seorang warga Kecamatan Tamako, Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulut, pada Rabu (18/5), total barang bukti yang diamankan polisi sebanyak 8 senpi semiotomatis jenis Uzi. Plus 40 butir amunisi kaliber 9 mm, 2 buku rekening bank, serta 2 handphone.
Berdasar keterangan warga, OM, 18, ditangkap personel Polres Minut pada Minggu (15/5) sekitar pukul 06.00 di Kalawat, Minut. Sehari kemudian (16/5), sekitar pukul 11.30 WIT, FM dicokok di Tamako hasil kerja sama Polres Minut dan Polres Kepulauan Sangihe. Dua pria yang tercatat sebagai warga Tamako tersebut ditetapkan sebagai tersangka dan dijerat Pasal 2 ayat (1) UU Darurat RI Nomor 12 Tahun 1951 tentang Kepemilikan Senjata Api, Amunisi, atau Suatu Bahan Peledak secara Ilegal/tanpa Izin yang Sah.
”Ancaman hukumannya adalah hukuman mati atau 20 tahun penjara,” tutur Kapolda Sulut Irjen Pol Mulyatno dalam keterangan pers di Mapolda Sulut di Manado kemarin (20/5) seperti dilansir Manado Post.
Senpi dan amunisi itu, lanjut Mulyatno, akan dikirim ke Papua. ”Benar akan dibawa ke Papua, tapi untuk siapa belum ada pengakuan (dari tersangka),” beber Mulyatno yang didampingi Kabidhumas Polda Sulut Kombespol Jules Abast serta Dirreskrimum Kombespol Gani Siahaan dan Kapolres Minut AKBP Bambang Yudi Wibowo.
Gani menambahkan, pengungkapan kali ini diduga berkaitan dengan pengungkapan oleh Densus 88 di Papua belum lama ini. ”Densus wilayah Papua pernah mengungkap kejadian (senpi) serupa dan tersangka merupakan narapidana saat ini. Diduga ada kaitan dengan itu, tapi masih pengembangan,” jelas Gani.
Sementara itu, pengirim diduga merupakan WNI. ”WNI yang lahir dan besar di Filipina. Mereka mungkin memakai perahu kecil (katinting) untuk mengirim masuk ke wilayah kita,” katanya.
Kabupaten Kepulauan Sangihe memang berada di antara Pulau Sulawesi dan Pulau Mindanao, Filipina. Serta berada di tepian Samudra Pasifik.
”Para tersangka ini belum diketahui apakah termasuk jaringan atau bukan. Yang jelas, mereka baru ketahuan sekali ini,” terang Mulyatno.
Senpi jenis UzI dan sejumlah amunisi. (MANADO POST)
Sementara itu, pengamat terorisme Al Chaidar mengatakan, Uzi seperti yang hendak diselundupkan ke Papua memang senjata idaman kelompok teroris. Sebab, bentuknya kecil, tapi mampu menembakkan banyak peluru. Sekaligus sangat akurat jika dibandingkan dengan senjata sejenisnya. ”Tapi, sangat sulit mendapatkannya,” ungkapnya.
Sebab, Uzi buatan Israel. ”Setahu saya, tidak ada kelompok teroris di Indonesia yang mampu mendapatkan Uzi atau menggunakannya,” paparnya kepada Jawa Pos kemarin.
Karena itu, bisa dibilang senjata Uzi hanya bisa didapatkan sebuah kelompok bersenjata apabila Amerika Serikat (AS) dan Israel serius mendukung kelompok tersebut. ”Ini yang sering terjadi,” ujarnya.
Sumber: jawapos