GELORA.CO - PKS membuka gambaran kekuatan koalisi partai politik yang akan dibangunnya dalam Pemilu 2024 mendatang. Rencananya mereka akan membangun koalisi nasionalis religius dan menolak adanya politik identitas.
Jubir PKS, Pipin Sopian mengatakan, koalisi nasionalis religius lebih dibutuhkan untuk menjaga persatuan bangsa Indonesia. Selain itu, menurutnya, secara historis nasionalis religius merupakan salah satu pilar bangsa.
"Karena secara historis kita ingin menyatukan semua komponen bangsa ini. Jadi sejarah bahwa nasional dan religius ini adalah salah satu pilar penopang bangsa ini," kata Pipin dalam diskusi Polemik Trijaya bertajuk 'Kasak Kusuk Koalisi Partai dan Capres 2024', Sabtu (14/5).
"Sehingga tentunya tak baik kalau ada poros nasionalis dengan poros Islam," sambungnya dia.
Pipin juga menegaskan komitmen PKS menolak politik identitas di Pemilu 2024 mendatang. Dia mengajak semua pihak fokus dan duduk bersama dalam menyelesaikan persoalan bangsa.
"Sehingga tak ada politik identitas. Kita semua ingin sama-sama membangun bangsa. Kita ingin fokus duduk sama-sama selesaikan persoalan bangsa," ujarnya.
Terkait sosok capres yang akan diusung, kata Pipin, PKS kemungkinan mengusung dari tokoh militer atau figur nasionalis. Dia juga tidak menutup kemungkinan PKS akan mengusung menteri yang menjabat di masa kekuasaan Presiden Jokowi.
"Soal figur ini bisa nanti nasionalis atau dari militer. Kebijakan ke depan tentu ada evaluasi kebijakan tapi bukan berarti disebut semua soal pemerintahan saat ini gagal. Tapi kita lihat siapa sosok menteri yang berhasil," imbuhnya.
Meski begitu, Pipin menegaskan, ada tiga aspek yang harus dipenuhi dalam mengusung capres ke depan. Salah satunya aspek dukungan dari pemilih di daerah.
"Kita lihat ke depannya. Kami perhatikan tiga aspek, yaitu komunikasinya, sosok capresnya, aspirasi pemilih di daerah," ucap Pipin.
Sejauh ini PKS, lanjut Pipin, terus membangun komunikasi dengan Demokrat hingga PDIP. Menurutnya, belum ada nama capres yang mengerucut.
"Termasuk dengan Partai Demokrat, dengan PAN juga sama, dengan PDIP juga ada tim yang kami siapkan untuk komunikasi. Sehingga saya kira masih cair. Dan belum mengerucut satu nama dalam waktu dekat," tutup Pipin.
Sumber: kumparan