GELORA.CO - Rencana boikot pada negara Singapura buntut tragedi penolakan UAS masuk Singapura bermunculan. Hal ini dinilai karena UAS merupakan tokoh terhormat dan pendakwah di Indonesia.
Namun sebelumnya Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahudin Uno menyatakan jika jumlah wisatawan Singapura juga cukup tinggi di Indonesia.
Wisatawan Singapura menduduki nomor dua tertinggi di Indonesia. Pembukaan Batam-Bintan juga diharapkan akan meningkatkan jumlah wisatawan mancanegara melalui Singapura.
“Saya baru saja kembali dari sana dan jumlah wisatawan Singapura sekarang menduduki nomor dua tertinggi di Indonesia, Dengan pembukaan Batam-Bintan ini harapannya kita juga akan meningkatkan jumlah wisatawan mancanegara itu melalui Singapura,” kata Sandiaga Uno melansir ANTARA, belum lama ini.
Namun Sandi juga mengatakan harus benar-benar memperhatikan dua sisi krusial ini agar tidak saling merugikan. Mengingat Singapura merupakan negara sahabat Indonesia.
UAS sebelumnya membenarkan dirinya telah dideportasi oleh Keimigrasian Singapura. Ulama asal Sumatera Utara itu mengaku ditempatkan di sebuah ruangan yang seluas 1×2 meter.
“UAS di ruang 1×2 meter seperti penjara di imigrasi, sebelum dideportasi dari Singapore,” kata Ustaz diberi gelar Datuk Seri Ulama Setia Negara itu lewat Instagramnya.
Kementerian Dalam Negeri Singapura menjelaskan alasan penolakan UAS masuk ke wilayah negara itu karena ia dianggap proekstremisme dan bom bunuh diri.
“Somad dikenal menyebarkan ajaran ekstremis dan segregasi, yang tidak dapat diterima di masyarakat multi-ras dan multi-agama Singapura,” terang situs resmi Kemendagri Singapura.
“Misalnya, Somad telah mengkhotbahkan bahwa bom bunuh diri adalah sah dalam konteks konflik Israel-Palestina, dan dianggap sebagai operasi ‘syahid’,” lanjut keterangan resmi tersebut.
Sumber: suara