Tanahnya Dirampas, Gereja-Gereja Kristen Lakukan Perlawanan terhadap Yahudi Israel

Tanahnya Dirampas, Gereja-Gereja Kristen Lakukan Perlawanan terhadap Yahudi Israel

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Gereja-gereja kristen di Yerusalem turut melakukan perlawanan kepada pemukim Yahudi Israel yang dinilai telah mengganggu keseimbangan beragama di kota suci tersebut. Hal ini diungkapkan oleh salah satu pemimpin ortodoks di Yerusalem.

Dalam pernyataannya pemimpin Kristen tersebut mengatakan bahwa Yahudi Israel yang turut bermukim di wilayah itu tak hanya mengambil alih properti milik muslim Palestina tetapi juga melakukan kampanye untuk merampas tanah-tanah milik orang Kristen.

Seperti diketahui bahwa Yerusalem merupakan kota suci bersejarah bagi umat Yahudi, Muslim, dan juga Kristen. Menurut informasi, saat ini sekiranya ada 300 pemukim Yahudi tinggal di Christian Quarter, yaitu sebuah wilayah di kota tua Yerusalam yang didalamnya terdapat lebih dari 40 situs suci milik agama Kristen.

“Kami memiliki masalah besar di sini. Yerusalem juga memiliki karakter Kristennya, dan itulah yang terancam,” ucap Patriark Ortodoks Yunani Theophilus III seperti dikutip Hops.ID dari laman France 24 pada hari Kamis, 21 April 2022.

Sebelumnya, kelompok pemukim nasionalis bernama Ataret Cohanim telah bekerja untuk membeli real estate melalu perusahaan kemudian memindahkan orang-orang yahudi secara ilegal ke Yerusalem Tmur. Menurut laporan PBB, wilayah ini merupakan wilayah yang sama yang pernah dianeksasi secara illegal oleh Israel.

Karena perpindahan secara illegal inilah, sejak tahun 2005 kelompok tersebut terlibat perselisihan dengan gereja Ortodoks atas hukum kepemilikan sebuah asrama di kota tua di pintu masuk Gerbang Jaffa ke Christain Quarter.

Menurut kesaksian Gereja Ortodok Yunani, perselisihan itu semakin pelik ketika pada 27 Maret 2022 lalu pemukim Yahudi Israel mengambil alih sebagian besar Hotel Peta.

Meski pemerintah Israel sempat menjanjikan solusi untuk konflik ini serta berjanji menekan kelompok ekstrimis untuk keluar dari wilayah tersebut. Tetapi janji itu tak pernah direalisasikan. Sebab setelah lebih dari dua minggu, para pemukim masih berada di sana.

Mengomentari hal ini, Hagit Ofran seorang anggota kelompok anti pemukim Israel bernama Peace now mengatakan bahwa perselisihan ini adalah sebuah drama besar.

“Drama besar, karena itu adalah tempat strategis di pintu masuk ke Christian Quarter, sebuah kompleks besar di mana mereka dapat membawa ratusan pemukim. Jika mereka berhasil, ini akan mengubah seluruh karakter Kawasan Kota Tua,” ucap Ofran.

Atas dasar konflik inilah gereja-gereja Kristen di Yerusalem kemudian menyuarakan perlawananya. tak hanya soal penyerobotan tanah, tetapi juga soal meningkatnya aktivitas vandalisme dan penyerangan anti Kristen di wilayah tersebut.

Untuk itu tiga komunitas yang bersangkutan seperti Ortodoks Yunani, Armenia, Fransiskan mengirim surat dan melayangkan kata-kata yang keras kepada pihak berwenang Israel pada bulan Februari lalu.***

Sumber: hops
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita