GELORA.CO - Kekesalan Presiden Joko Widodo kepada para pembantunya di Kabinet Indonesia Maju dalam Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara, Jakarta Pusat, Selasa (5/4), sebatas angin lalu jika tidak ada langkah konkret yang diambil.
Tokoh senior, DR. Rizal Ramli mengurai bahwa lazimnya setiap pemimpin negara tidak hanya mengumbar kemarahan dan kekesalan ke publik. Tapi juga melakukan upaya nyata dalam memperbaiki kelemahan yang ada. Salah satu caranya dengan mengganti menteri tidak bisa bekerja dengan mereka yang mumpuni.
“Di seluruh dunia, pemerintah yang tidak becus dan bermasalah (biasanya) melakukan reshuffle kabinet untuk perbaiki kinerja,” tegasnya lewat akun Twitter pribadi, Kamis (7/4).
Namun demikian, Jokowi berbeda. Mantan Walikota Solo itu seperti tidak punya nyali untuk mengganti para pembantunya. Sehingga luapan kekesalan sebatas angin lalu tanpa adanya langkah nyata.
Buntutnya, rakyat tetap akan hidup dalam keadaan susah lantaran tidak ada perubahan berarti dari pemerintah.
“Tapi Jokowi tidak punya nyali, sudah penuh tali-menali utang budi. Padahal rakyat semakin susah. Yo wis, kalau buntutnya ndak enak, wis wayahe,” tutup Menko Perekonomian era Presiden Gus Dur itu.
Sumber: rmol