GELORA.CO - Komedian Marshel Widianto beberapa waktu lalu diperiksa Polda Metro Jaya karena membeli puluhan konten syur Dea OnlyFans. Marshel Widianto pun meminta maaf terkait pembelian konten bermuatan pornografi dari Dea OnlyFans tersebut.
Jauh sebelum kasus ini, ternyata Marshel Widianto pernah mengakui mengunjungi area Red Light Distric di Amsterdam, Belanda. Red Light Distric merupakan kawasan dimana prostitusi di legalkan di Belanda. Sehingga banyak ditemukan pekerja seks komersil (PSK).
Di sana, Marshel Widianto memuaskan seksnya dengan menonton pertunjukkan bokep. Hal ini dikatakan Marshel saat menjadi bintang tamu di kanal Youtube VINDEST.
Marshel Widianto mengaku, dirinya mencoba beberapa show yang ada di Red Light District.
"Jadi ada klasifikasinya. Ada yang bayar dua Euro, dua Euro tu yang paling murah," kata Marshel saat diwawancarai Vincent dan Desta.
Karena merasa tak sesuai, Marshel pun menonton show yang seharga 50 Euro, dan bentuknya kaya bioskop.
"Dibuka tirainya, orang maen Pa. Dalam hati saya, ini biasanya harus pake VPN dulu nih. Mata dia melihat mata saya pa. Kita seakan berbicara gitu," katanya.
Lalu, apakah Red Light District itu? Dikutip dari berbagai sumber, Red Light District merupakan kawasan lokalisasi yang ada di Amsterdam Belanda.
Tidak hanya prostitusi, di tempat ini pengunjung bebas mengonsumsi dedauan hijau yang dilinting. Kawasan ini, berada di bawah regulasi pemerintah Amsterdam. Pekerja seks membayar pajak, privasi pun jadi terjaga.
Di tempat ini pengunjung tidak boleh membawa kamera dan ponsel canggih untuk memotret dan mengambil gambar. Karena dikenal premium, pengunjung yang akan menyewa jasa prostitusi bisa mengintip "pilihannya" lewat etalase.
Tapi, meski prostitusi legal, kriminalitas di daerah ini sangatlah kecik. Ini karena pelanggaran yang mencoba macam-macam bisa langsung berhadapan dengan polisi yang menjaga tempa ini. Bahkan, tenaga medis pun juga tersedia di sini.
Di sini pelanggan tak melululu bisa mencapai tujuannya. Para pekerja berhak menolak pelanggan kalau merasa tidak tertarik.
Yang paling unik, sejumlah blok atau lingkungan dalam kawasan blok atau lingkungan dalam kawasan Red Light District punya banyak bagian.
Pembagian mengikuti preferensi seksual masing-masing klien. Tak heran nantinya bisa dijumpai blok Belanda, Asia sampai Afrika. Semuanya demi memanjakan pelanggan yang ingin melakuka "wisata malam" secara maksimal.***
Sumber: hops