GELORA.CO -Presiden Mahasiswa Universitas Trisakti Fauzan Raisal Misri bersama dengan mahasiswa lainnya diduga mendapat tindakan kekerasan dalam lingkungan kampus pada Rabu (6/4) malam hingga Kamis (7/4) dini hari.
FA (19) salah satu saksi menceritakan dugaan penganiayaan secara singkat.
Awalnya Fauzan bersama rekan mahasiswa lainnya berniat menyegel salah satu mesin parkir kendaraan yang beroperasi.
"Sebenarnya kita ini kan ada penuntutan komersialisasi tentang parkiran, nah kita mau hindari parkir berbayar karena dinilai ini ada efek buruk kepada mahasiswa," kata FA saat dikonfirmasi wartawan, Kamis (7/4).
Alasan penyegelan karena adanya keluhan mahasiswa soal besarnya biaya parkir dan dugaan klaim sepihak antara pihak otorita serta mahasiswa soal penerapan parkir berbayar.
"Perjanjian awalnya itu mahasiswa enggak bayar, kalau ngomongin perjanjian itu harusnya dua belah pihak tandatangan atau setuju, tapi isi perjanjian satu pihak doang atas pihak dia (pengelola) sendiri dan presma Universitas Trisakti enggak tandatangan jadi sepihak," kata FA.
"Tapi ternyata perkembangannya akhir-akhir ini kita dapat laporan keluar parkiran ini keluar biaya bahkan Rp 26 ribu kita bayar gitu loh," sambung FA.
Saat Fauzan bergerak untuk menyegel mesin parkir, ternyata salah seorang oknum pengelola memanggil ke ruang otorita untuk duduk bersama membicarakan persoalan.
"Pertama temannya teriak-teriak kalian semua dipanggil sama RB mau ngobrol. Kita datang karena mau ngobrol sama Persma Trisakti datang bareng-bareng sama massa aksi lah 10 orang ini," kata FA.
Setibanya di ruang tersebut Fauzan menerima tindakan yang tidak menyenangkan.
"Nah terus enggak lama kita ngobrol tiba-tiba Persma ditoyor, dipukul karena kita sebagian angkatan enggak terlalu tua, kita enggak bisa ngapa-ngapain mau bantuin juga enggak berani," kata FA.
Akibat kejadian ini, Fauzan melapor ke Polres Metro Jakarta Barat dengan nomor laporan polisi: LP/B/316/IV/2022/SPKT/PolresMetroJakarta Barat dengan nama terlapor Roy Badak.
Sementara itu, Kasatreskrim Polres Metro Jakarta Barat AKBP Joko Dwi Harsono telah menerima laporan dan akan menyelidiki.
"Baru ada LP masuk hari ini, masih kita selidiki," kata Joko Dwi.
Sumber: RMOL