GELORA.CO - Dampak ketidakpastian ekonomi global yang tengah dirasakan sejumlah negara besar di dunia disoroti Presiden Joko Widodo. Dia mengkhawatirkan situasi tersebut mempengaruhi ekonomi nasional.
Hal itu disampaikan Jokowi saat memberikan kata pengantar dalam Sidang Kabinet Paripurna di Istana Merdeka, Jalan Medan Merdeka Utara, Gambir, Jakarta Pusat, Selasa (5/4).
"Amerika inflasinya saat ini sudah di angka 7,9 (persen) dari yang biasanya di bawah 1. Di Uni Eropa juga sudah masuk 7,5 persen dari yang biasanya hanya kira-kira di angka 1. Turki sudah di angka 54 (persen)," ujar Jokowi.
Menurut Jokowi, angka-angka inflasi yang ada di negara-negara besar dunia tersebut seharusnya patut diantisipasi untuk tidak terjadi di Indonesia.
Sehingga, dirinya menyatakan bahwa langkah kebijakan yang dikeluarkan pemerintah juga didasarkan kondisi global.
Salah satu contohnya, Jokowi menyatakan bahwa kebijakan kenaikan bahan bakar minyak (BBM) umum RON 92 atau Pertamax harus dilakukan.
"Saya kira sudah kita tahan-tahan agar tidak terjadi kenaikan. Tetapi saya kira situasinya memang tidak memungkinkan. Tidak mungkin kita tidak menaikan BBM. Oleh sebab itu kemarin naik Pertamax," kata Jokowi.
Oleh sebab itu, mantan Gubernur DKI Jakarta ini meminta jajarannya agar meningkatkan kewaspadaan yang tinggi setiap hari dan setiap minggu, supaya bisa memastikan harga energi dan pangan di tingkat global, dan bakal mempengaruhi kebijakan di dalam negeri.
"Harga energi dan harga pangan, dua hal ini perlu sangat kita waspadai dan harus dirapatkan dan dikonsolidasikan agar tidak keliru mengambil keputusan," tuturnya.
"Selain rakyat hampir di semua negara mengalami ini, masyarakat kita juga mulai merasakan dampaknya dari kenaikan inflasi, kenaikan energi, dan kenaikan harga bahan pangan," demikian Jokowi.
Sumber: rmol