GELORA.CO - Ketua Lembaga Dakwah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LD PBNU) KH Abdullah Syamsul Arifin (Gus Aab) menyebutkan bahwa perilaku seseorang yang tengah berselancar di media sosial (medsos) mampu membatalkan puasa. Hal itu apabila terdapat unsur kemaksiatan.
Abdullah mengatakan, ada lima perkara yang dapat membatalkan puasa, yakni membicarakan keburukan orang lain, adu domba, berbohong, sumpah palsu hingga pandangan syahwat. Hal itulah yang menyebabkan Internet rawan membatalkan puasa.
"Dia lupa, lisannya memang terjaga, tetapi di tangannya tergenggam gadget dan dia berinteraksi dengan dunia lain menggunakan tulisan yang dia bagikan melalui berbagai platform media sosial yang di dalamnya ada kebohongan, adu domba, ghibah, bahkan ada sumpah-sumpah palsu," ujar Abdullah dikutip MPI dalam NUOnline, Jumat (22/4/2022).
Menurut Abdullah, kini menjaga lisan tidak hanya diperuntukan untuk ucapan yang terlontar dari mulut saja. Namun, termasuk jari-jari kita yang terus mengetik. Sebab dari ketikan itulah baik dan buruknya seseorang bisa dilihat oleh orang lain.
"Salah satu yang menyamai lisan itu adalah jari-jari kita yang berselancar menulis di papan ketik yang ada di gadget kita, kemudian dibagikan di berbagai macam platform yang ada dunia maya," tuturnya.
Lebih lanjut, menurut Abdullah, terkadang seseorang tidak sadar telah melakukan hal yang berujung kemaksiatan. Misalnya, Abdullah menuturkan, adanya penyebaran informasi yang salah yang terus kita bagikan sehingga banyak dikonsumsi khalayak ramai.
"Tidak jarang kita juga ikut menyebarkan berita-berita hoaks yang menimbulkan kekacauan karena adu domba dan pemberitaan-pemberitaan yang tidak benar. Ini harus kita jaga dan hindari agar puasa kita diterima dan mendapatkan balasan yang dijanjikan oleh Allah," pungkasnya.
Sumber: okezone