GELORA.CO -Musyawarah Daerah Partai Demokrat Jawa Timur berujung kisruh. Persaingan Musda Demokrat Jatim melibatkan Emil Elestianto Dardak dan menantu politikus Senior Demokrat Soekarwo atau Pakde Karwo, Bayu Airlangga.
Musda berakhir kisruh menyusul AHY memilih Emil Dardak menjadi Ketua Demokrat Jatim. Padahal, Bayu mengantongi lebih banyak suara dibandingkan Emil Dardak. Bayu Airlangga meraih dukungan 25 DPC, dan Emil Dardak meraih 13 DPC.
Dalam proses uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper) dari DPP Demokrat, menantu Pakde Karwo itu tidak terpilih. Melalui proses fit and proper tersebut, Emil yang dipilih oleh DPP Demokrat sebagai ketua DPD Demokrat Jatim.
Keputusan Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) ini mendapat perlawanan dari DPC pemilik suara yang mendukung Bayu Airlangga. Mereka menyebut DPP yang dipimpin oleh AHY tidak demokratis.
Bayu Airlangga kabarnya mundur dari partai setelah kalah dari pertarungan kursi ketua DPD Demokrat Jawa Timur. Bayu menuding ada permainan politik uang dibalik terpilihnya Emil Dardak.
Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Herzaky Mahendra Putra menegaskan, keputusan AHY memilih Emil Dardak sudah sesusai dengan AD/ART partai. Musda sudah mengusulkan calon ketua DPD terbaik tanpa besar-besaran suara.
"Musda untuk mengusulkan calon ketua DPD terbaik, bukan dalam konteks menang-menangan suara karena masih ada tahapan fit & proper test setelah musda," ujar Herzaky dalam keterangannya, Jumat (22/4).
Aturan AD/ART Demokrat
Uji kelayakan dan kepatutan itu telah disepakati dalam AD/ART. Sistem suara tidak dipakai karena dalam pemilihan masa lalu ada indikasi politik uang. AHY ingin menghapus praktik politik uang di dalam partai.
"AHY berupaya menghapus money politics di Partai Demokrat dengan memastikan pelaksanaan tahapan fit & proper test sesuai dengan AD/ART Partai Demokrat tahun 2020," ujar Herzaky.
DPP Demokrat mempertimbangkan sejumlah alasan memilih Emil Dardak daripada Bayu Airlangga. Emil dinilai memiliki pengalaman sebagai kepala daerah. Pernah menjadi bupati dan saat ini sedang menjabat sebagai wakil gubernur Jawa Timur. Dari segi pengalaman, Emil dinilai lebih matang.
"Sementara, Bayu sendiri baru menjadi anggota DPRD Provinsi. Jelas, pengalaman di dunia politik jauh lebih matang Emil dibandingkan Bayu," jelas Herzaky.
Dalam proses uji kelayakan dan kepatutan, Emil terlihat lebih menguasai persoalan, pemetaan persoalan, maupun usulan solusi termasuk rencana membirukan Demokrat di Jawa Timur. Kata Herzaky, Demokrat sebelum era Pakde Karwo pernah menjadi nomor satu di Jatim, sekarang hanya peringkat lima.
Herzaky menegaskan, setelah Musda, Demokrat Jawa Timur solid. Tidak ada kubu-kubuan. Hanya ada satu kubu yaitu kepemimpinan AHY.
"Sekarang, Demokrat di Jawa Timur solid. Tidak ada lagi pendukung Emil dan pendukung Bayu. Yang ada hanya satu kubu, kubu AHY," katanya.
Sumber: merdeka