Mahfud MD Ogah Maju Pilpres 2024, Ternyata Begini Alasannya

Mahfud MD Ogah Maju Pilpres 2024, Ternyata Begini Alasannya

Gelora Media
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Menko Polhukam Mahfud MD tak berniat maju sebagai kontestan pada pemilihan presiden 2024. Usia yang tak lagi muda dan rasa lelah jadi alasan Mahfud ogah turun gelanggang meski namanya belakangan santer disebut pantas menjadi presiden menggantikan Joko Widodo (Jokowi). 

"Nggak. Dulu kalau ada yang begitu (nama santer disebut sebagai capres) saya kapitalisasi. Karena waktu itu masih muda. Dulu saya kapitalisasi, saya cari channel. Sekarang nggak lah, capek. Banyak generasi yang siap sekarang untuk maju," kata Mahfud seperti dikutip dari YouTube Total Politik, Sabtu (23/5/2022). 

Mahfud mengatakan, kiprahnya di Jakarta sudah cukup lama. Padahal rumahnya sendiri ada di Jogjakarta. Waktu yang cukup panjang di Jakarta, kata dia, sudah banyak memberinya pelajaran dan selama berada di Jakarta ia telah mengemban begitu banyak jabatan publik. 

"Saya sudah 22 tahun beredar di Jakarta ini. Rumah saya kan di Jogja. Saya beredar di Jakarta terus dalam jabatan-jabatan publik. Saya kira tidak banyak. Tidak sampai 10 orang yang sepanjang saya berkarir di sini. Cukuplah 20 tahun waktu yang lama lah," katanya. 

Mahfud juga mengaku selain karena sudah capek, dia juga trauma dengan pengalaman-pengalaman politik selama ini. 

Seperti diketahui, nama Mahfud MD pernah santer disebut sebagai calon wakil presiden berdampingan dengan Joko Widodo pada Pilpres 2019. Bahkan, hingga detik-detik terakhir pengumuman pendamping Jokowi nama Mahfud masih menjadi calon terkuat. 

"Iya salah satunya, iya (karena trauma). Karena kalau kita bekerja habis-habisan (di awal) seakan-akan sudah iya, lalu dibelokkan, jatuh. Wah ini berarti Tuhan nggak mau," katanya. 

Tetapi, kata dia, saat dia tidak melakukan manuver politik atau passif saja tetapi Tuhan berkehendak jadi, maka dia akan jadi. Mahfud mengaku sudah sering mengalami hal-hal yang terkesan ganjil itu. Misalnya dulu saat zaman presiden Gus Dur berkuasa. 

"Tapi ketika saya diam lalu Tuhan mau jadi. Saya jadi menteri (era Gus Dur) saya bilang, saya nggak kenal rasanya Gus Dur kepada saya, tapi jadi, kan. Karena Tuhan mau," katanya. 

Sebaliknya, pada zaman Presiden SBY periode pertama, faktanya justru terbalik. Saat itu, Mahfud mengaku mau masuk kabinet. Apalagi ditawarkan berkali-kali oleh SBY sendiri. SBY juga memanggilnya sebanyak empat kali untuk memastikan hal itu. 

"Saya tim intinya (Presiden SBY periode pertama), begitu jadi presiden, saya nggak jadi. Begitu beliau jadi (Presiden) saya nggak masuk (kabinet)," ujarnya.

Sumber: akurat
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita