GELORA.CO - Aksi unjuk rasa mahasiswa yang awalnya akan berlangsung di sekitar Istana Merdeka, Jakarta Pusat, urung dilakukan. Aksi pada hari ini, Senin (11/4), dipindahkan ke depan Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta.
Perpindahan lokasi aksi ini dipastikan Koordinator Pusat Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI), Kaharuddin HSN, setelah Presiden Joko Widodo mengadakan Rapat Terbatas (Ratas) di Istana Bogor, Jawa Barat, Minggu kemarin (10/4), untuk memastikan Pemilu Serentak 2024 tetap berlangsung sesuai jadwal.
Menurut Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno, perpindahan lokasi aksi unjuk rasa mahasiswa tentu memunculkan sejumlah pertanyaan publik.
"Tentu anggapan publik akan lebih mengarah kepada mahasiswa mulai 'masuk angin' usai pertemuan di Istana kemarin," ujar Adi kepada Kantor Berita Politik RMOL, Senin (11/4).
Bagi Adi, mahasiswa sepatutnya tak langsung mengubah lokasi aksi unjuk rasa, akan tetapi justru menggandakan kekuatan untuk juga melakukan aksi di titik sentral yang lain.
"Jadi sebenarnya mahasiswa tak hanya menyampaikan aspirasinya kepada DPR saja, tapi juga di Istana, DPR, hingga kantor-kantor parpol. Karena itu merupakan titik-titik simpul persoalan penundaan pemilu dan jabatan tiga periode," tuturnya.
Lebih lanjut, Adi menyarankan mahasiswa agar juga melakukan aksi di depan Istana Kepresidenan, supaya bisa menyampaikan aspirasinya secara langsung ke Presiden Jokowi.
"Sehingga seharusnya mahasiswa tetap harus menyampaikan secara simbolis kepada presiden. Bagaimanapun juga itu perlu, untuk menunjukkan bahwa mahasiswa bergerak dengan girahnya, membela rakyat," demikian Adi.
Sumber: rmol