GELORA.CO -Dosen UI, Ade Armando, masih dalam perawatan tim medis setelah menjadi korban pengeroyokan saat aksi demonstrasi di depan Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Senin (11/4). Dia dilaporkan mengalami luka serius di kepala dan sekujur badannya.
"Saat ini kondisi Ade Armando masih terus dalam pantauan dokter. Dia menderita luka serius di bagian wajah, kepala dan sekujur badannya. Hasil pemeriksaan dokter menunjukkan ada pendarahan dalam di bagian kepala.
Ade Armando beberapa kali muntah dengan mengeluarkan darah," Sekjen Pergerakan Indonesia untuk Semua (PIS) Nong Darol Mahmada, Senin (11/4) malam.
PIS mengutuk keras penganiayaan terhadap Ade Armando. Mereka menyatakan perlakuan itu menunjukkan kebiadaban telah menjadi pertunjukan yang memuakkan.
Mereka pun berharap aparat kepolisian segera menangkap para pelaku. "Kami berharap pihak aparat secepatnya menangkap pelaku penganiayaan terhadap Ade Armando. Sebab ini bukan insiden biasa. Ini adalah sejenis ancaman bagi siapa saja yang berusaha merawat akal sehat di Indonesia," tegasnya.
Kronologi Penganiayaan Ade Armando
Nong juga membeberkan kronologi penyerangan, pengeroyokan dan pemukulan terhadap Ade Armando.
Ade dinyatakan berada di depan gedung DPR RI mulai sekitar pukul 14.00 WIB untuk meliput aksi demo. Dia didampingi dua orang kameramen, Indra Jaya Putra dan Bambang T, dan dua penulis, Belmondo Scorpio dan Rama.
Tim peliputan PIS ini bertujuan membuat konten YouTube dan media sosial Gerakan PIS. "Pada awalnya tidak ada masalah, bahkan beberapa media massa mewawancarai Ade Armando," jelas Nong.
Pukul 15.35, tim menyepakati untuk menyudahi peliputan. Posisi mereka saat itu ada di depan pintu gerbang utama DPR.
Tiga menit berselang, tim mundur dari posisi semula dan menjauh dari massa demonstrasi. Saat mundur, beberapa orang terlihat mengawasi dan saling berbisik.
Dimaki Ibu-Ibu
Sekitar dua menit setelahnya, tiba-tiba mereka didatangi seorang ibu-ibu tidak dikenal sambil memaki-maki. "Makian ibu-ibu inilah yang merangsang massa untuk bertindak beringas. Mereka semua mengepung Ade Armando dan tim," jelas Nong.
Ade Armando dan tim kemudian mundur ke dinding pagar DPR. Massa mendatangi dan mendorong-dorongnya. Kemudian tim liputan bergeser ke sebelah kiri depan gedung DPR. Mereka hendak meninggalkan lokasi karena dinilai sudah tidak kondusif.
Beberapa saat kemudian, mereka dihampiri beberapa orang tidak dikenal yang tiba-tiba langsung menyerang. "Sebelumnya mereka mengepung Ade dan tim. Sepertinya pengepungan dilakukan untuk menutup penyerangan dari pantauan petugas," jelasnya.
Diamankan ke Gedung DPR
Anggota tim liputan berusaha melindungi Ade Armando yang terus menerus diserang dan dipukuli. Namun mereka terjatuh dan terpental.
Karena tidak mungkin bisa menolong, tim yang terpental mencari polisi untuk meminta pertolongan. Polisi kemudian datang dan memberikan pertolongan.
Setelah diamankan dan ditarik pihak kepolisian ke dalam gedung DPR, Ade Armando mendapatkan penanganan dokter polisi pada pukul 1610.
"Kondisinya sadar, bisa berkomunikasi dan menghubungi keluarganya. Karena ada penyekatan massa, Ade Armando baru bisa dievakuasi dan sekitar jam 18.00 sampai ke RS," jelas Nong.
Sumber: merdeka