Kejam! Ratusan Petugas Medis China Ambil Jantung dan Paru-paru Narapidana saat Masih Hidup

Kejam! Ratusan Petugas Medis China Ambil Jantung dan Paru-paru Narapidana saat Masih Hidup

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Ratusan ahli bedah dan tenaga medis China telah dituduh membunuh terpidana mati dengan mengambil jantung mereka untuk transplantasi bahkan sebelum para narapidana secara resmi dinyatakan meninggal.

Pedoman internasional tentang etika seputar transplantasi organ menyatakan bahwa pengangkatan organ tidak boleh menyebabkan kematian donor, tetapi penelitian baru dari Australian National University yang diterbitkan minggu ini di American Journal of Transplantation menunjukkan bahwa ahli bedah China mungkin telah melakukan hal itu.

Tinjauan forensik terhadap 2.838 laporan dalam jurnal ilmiah Tiongkok mengungkapkan 71 kasus di mana ahli bedah mungkin telah mengangkat jantung atau paru-paru pasien yang masih dalam keadaan hidup.

71 kasus ini terjadi antara tahun 1980 hingga 2015. Sebelum itu, sebagian besar transplantasi organ di China diyakini berasal dari narapidana yang dieksekusi karena sumbangan organ sukarela sangat terbatas.

"Kami menemukan bahwa para dokter menjadi algojo atas nama negara, dan metode eksekusinya adalah pengangkatan jantung," kata Robertson dalam sebuah pernyataan sebagaimana dilansir Al-Jazeera pada 6 April, 2022.

Para peneliti awalnya memulai studi mereka dengan kumpulan data 124.770 publikasi dari tahun 1951 hingga 2020, tetapi mengurangi kasus menjadi 2.838 laporan setelah penyaringan untuk transplantasi jantung dan paru-paru.

Mereka menyelesaikan penelitian mereka dengan meninjau secara manual total 310 makalah. Kasus ini ditandai oleh para peneliti di mana petugas medis China tidak memeriksa apakah pasien dapat bertahan hidup dengan ventilator, atau pasien hanya sebagian berventilasi dengan masker dan tidak memiliki tabung yang dimasukkan ke tenggorokan.

Para peneliti mengatakan kriteria ini menunjukkan bahwa tubuh pasien tetap hidup untuk tujuan pengadaan organ, yang dapat “sangat menguntungkan” bagi dokter dan rumah sakit.

Operasi ini melibatkan 348 ahli bedah, perawat, ahli anestesi, dan pekerja atau peneliti medis lainnya. Padahal pengambilan organ dari narapidana secara resmi dilarang di China.

China menganggap data tentang hukuman mati sebagai rahasia negara menurut Amnesty International. Oleh karenanya, peneliti merasa kesulitan untuk mengetahui apakah praktik ini terus berlanjut. ***

Sumber: hops
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita