GELORA.CO - Tidak hanya masyarakat dalam negeri, media asing turut menyoroti isu perpanjangan jabatan presiden RI, Joko Widodo (Jokowi), menjadi tiga periode.
Dikutip Hops.ID dari suara.com, Minggu 10 April 2022, media internasional itu menyebut bahwa ambisi Jokowi dianggap dapat merusak demokrasi Indonesia.
Ambisi Jokowi untuk memperpanjang masa jabatan tiga periode dikaitkan dengan kampanye sejumlah relawan yang menginginkan presiden ketujuh RI itu menjabat tiga periode.
UUD 1945 juga turut dibahas oleh media internasional. Dalam UUD 1945 dijelaskan mengenai masa jabatan Presiden paling lama dua periode, dengan masa jabatan 5 tahun dalam satu periode.
Pengamat Politik, Rocky Gerung, mengungkapkan pendapatnya mengenai media internasional yang menyoroti isu Jokowi tiga periode. Menurutnya, bahasa yang digunakan media internasional itu cukup cerdas dalam menggambarkan situasi di Indonesia sekarang ini.
“Jadi sebetulnya itu suatu bahasa yang biasa dipakai oleh wartawan yang cerdas untuk membuat sinopsis dari keadaan Indonesia," kata Rocky Gerung dalam kanal Youtube resmi miliknya.
"Artinya, dia sudah menguping segala macam posisi partai dan ambil kesimpulan Indonesia sudah gagal dan Presidennya masih berambisi,” lanjutnya.
Rocky menangkap adanya sinyal buruk kepemimpinan Presiden Jokowi di mata dunia. Salah satu momen yang diungkap Rocky Gerung ketika Presiden Jokowi memarahi jajaran menterinya di depan publik.
Hal itu menjadi tanda bahwa kepala negara sudah tidak lagi memiliki kemampuan untuk menyeberangkan Indonesia.
“Apalagi kalau edisi berikut dia lihat Presiden memarahi anak buahnya di depan publik. Bukan sekadar jadi sinyal buruk bagi peradaban manajemen kekuasaan, tapi sinyal buruk di luar negeri,” ungkap Rocky.
"Kita diintai terus kelemahannya di mana. Economist (media internasional) sudah membocorkan kelemahan Presiden. Presiden tetap berambisi walaupun tidak mampu," pungkasnya.
Sumber: hops