GELORA.CO - Presidium Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) Jenderal Punawirawan Gatot Nurmantyo mengambil sikap untuk mendukung aksi demo mahasiswa 11 April 2022.
Perlu diketahui, aksi demo 11 April dilakukan oleh aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEMI SI) di depan Gedung DPR.
Aksi demo BEM SI untuk menuntut Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk melakukan penundan pemilu dan masa jabatan tiga periode karena dinilai mengkhianati Konsitusi negara.
Melalui kanal Youtube Hersubeno Point, Mantan Pangilma Gatot Nurmantyo angkat bicara mengenai aksi demo mahasiswa 11 April
Gatot mengatakan bahwa mahasiswa dan pemuda sebagai rakyat memiliki hak sama untuk menyampaikan pendapat.
“Gerakan aksi mahasiswa dan pemuda itu adalah hak politik sebagai rakyat, apalagi ini adalah rakyat intelektual untuk menyampaikan pendapat dan merupakan tindakan yang konstitusional, bahkan harus mendapat apresiasi dari segenap komponen bangsa,” ucap Gatot.
Lanjutnya, meyakini mahasiswa Indonesia saat ini mampu mendorong adanya perubahan arah yang baik seperti pada tahun 1998 walaupun dengan cara yang berbeda.
“Saya yakin para mahasiswa ini sangat luar biasa hebat.Tahun 1998, mereka on campus yang sekarang ini mereka online tapi mereka bisa berkumpul,” ucapnya.
Dia meyakini hal tersebut karena mahasiswa hidup di tengah masyarakat, meski berstatus sebagai warga intelektual.’
“Dia tinggal di masyarakat dan tahu kondisi masyarakat, tapi juga dia dalam lingkungan kampus. Maka apa yang dia dapat di masyarakat, didiskusikan, setelah itu mereka pasti mencari kebenaran yang hakiki,” ungkapnya.
Sebelumnya,telah beredar selebaran atau meme yang menduga bahwa Gatot Nurmantyo merupakan dalang atau otak di balik aksi mahasiswa 11 April 2022.
Gatot dengan santai mengatakan bahwa tudingan bahwa dirinya jadi aktor di balik demo itu sudah biasa. Perihal sikap politiknya yang berbeda dengan rezim pemerintahan Jokowi, ia mengaku hanya menyuarakan suara batin rakyat.
“Di alam demokrasi dicurigai itu biasa,” kata Gatot.
Selain itu, Gatot Nurmantyo juga menyoroti kasus penangkapan salah satu anggota KAMI, Muhammad Usman karena membentangkan spanduk terkait tuntutan rakyat untuk menurunkan harga minyak goreng di depan rombongan Presiden Jokowi saat kunjungan kerja di Jambi beberapa waktu lalu.
Gatot Nurmantyo mengungkapkan, Usman membentangkan spanduk tersebut karena prihatin dengan nasib kaum ibu yang rela menderita demi mengantri untuk memperoleh minyak goreng. “Sekarang bayangkan, seorang suami, seorang anak melihat kaum ibu yang antri sampai meninggal, bahkan yang terkini antri membawa bekal untuk sahur, kan hatinya menangis. Yang bisa dilakukan sebagai seorang Usman hanya menyampaikan saja,” ungkapnya.
Sumber: wartaekonomi