GELORA.CO - Pelaksanaan rapat terbatas (Ratas) yang digelar Presiden Joko Widodo dengan sejumlah menteri untuk memastikan pelaksanaan Pemilu Serentak 2024 terkesan buru-buru.
Begitu pendapat Direktur Arus Survei Indonesia, Ali Rif'an, yang disampaikan kepada Kantor Berita Politik RMOL, Senin (11/4).
Ali melihat ada kekhawatiran dari Jokowi atas demo besar-besaran mahasiswa dan sejumlah unsur masyarakat yang digelar hari ini untuk menolak penundaan Pemilu 2024 dan perpanjangan masa jabatan presiden.
"Jadi pernyataan presiden terakhir soal isu penundaan pemilu dan isu 3 periode sebenarnya clear arahnya, isu ini akan di-closing," ujar Ali.
Di samping itu, Ali meyakini upaya-upaya memunculkan isu penundaan pemilu dan atau perpanjangan masa jabatan presiden 3 periode tidak mungkin tidak diketahui Jokowi. Isu itu dimunculkan tak lebih dari sekadar cek ombak kepada publik.
"Kalau dibaca, presiden ingin melihat aspirasi masyarakat. Dan rupanya aspirasi masyarakat memang tidak mau, baik itu terkonfirmasi dalam hasil survei terkait penundaan pemilu, atau demo di mana-mana dan penolakn dari kaum elite terdidik yang sangat masif," tuturnya.
Maka dari itu, Ali berpendapat pernyataan terakhir Jokowi untuk menyelesaikan isu penundaan pemilu dan perpanjangan jabatan presiden.
"Jokowi buru-buru membuat pernyataan kepastian bahwa penundaan pemilu adalah wacana yang muncul dari menteri-menterinya, bukan atas perintah presiden. Dan kalau saya lihat pernyataan presiden itu tone-nya final, pemilu on the track 14 Februari 2024," demikian Ali.
Sumber: rmol