Putin Jelaskan Alasan Serang Ukraina, Netralisir Ancaman Nyata dari Kiev dan NATO

Putin Jelaskan Alasan Serang Ukraina, Netralisir Ancaman Nyata dari Kiev dan NATO

Gelora Media
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa ia memilih untuk menyerang Ukraina di luar perbatasan Republik Rakyat Donetsk dan Lugansk (DPR dan LPR) untuk mencegah Barat   memasok "nasionalis dan radikal" dengan berbagai sumber daya, seperti senjata dan uang tanpa henti.

Presiden menyatakan bahwa dia telah memerintahkan pasukan Rusia untuk menyerang Ukraina pekan lalu untuk menetralisir "ancaman nyata" yang datang dari Kiev dan NATO. Moskow telah lama memprotes infrastruktur militer Barat di sepanjang perbatasannya dan aspirasi Ukraina untuk bergabung dengan blok pimpinan Amerika Serikat (AS).
“Mereka mulai mengatakan lebih aktif bahwa mereka akan mengakui [Ukraina] ke NATO. Ini akan mengarah pada apa? Semua anggota aliansi lainnya harus mendukung Ukraina jika terjadi konflik militer,” kata Putin pada Sabtu (5/3).

“Mereka akan [menyerang] Krimea, dan kami akan dipaksa berperang dengan NATO. Apakah Anda mengerti konsekuensinya?,” lanjutnya. Presiden menyatakan bahwa dia ingin Ukraina menjadi negara netral.

“Mari kita dapatkan senjata nuklir, kata mereka [di Ukraina]. Kami tidak bisa mengabaikannya begitu saja,” kata Putin, merujuk pada pernyataan Presiden Volodymyr Zelensky bulan lalu bahwa Kiev mungkin terpaksa mempertimbangkan kembali statusnya sebagai negara non-senjata nuklir.

Dia menambahkan bahwa pasukan Rusia “secara praktis selesai” menghancurkan situs militer Ukraina, seperti pertahanan udara dan depot senjata.
Krimea diketahui memilih untuk meninggalkan Ukraina dan bergabung dengan Rusia tak lama setelah kudeta 2014 di Kiev. Saat itulah DPR dan LPR memisahkan diri dari Ukraina.

Rusia menginvasi tetangganya pada 24 Februari, dengan alasan membela DPR dan LPR. Putin juga mengklaim dia sedang mencari “demiliterisasi dan denazifikasi” negara itu.

Kiev mengatakan serangan itu sepenuhnya tidak beralasan dan meminta bantuan masyarakat internasional. Sejak saat itu, banyak negara, termasuk AS, Inggris, dan negara anggota Uni Eropa (UE) memberlakukan sanksi besar-besaran terhadap Rusia.

Sumber: okezone
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita