GELORA.CO - Kedua anak kandung Pendeta Saifuddin Ibrahim, Saddam Husein dan Moamar Khadafi akhirnya buka suara. Mereka mengaku tidak setuju dengan omongan ayahnya yang akhir-akhir ini kerap menuai perdebatan.
Sebabnya, imbas dari pernyataan Pendeta Saifuddin soal agama, kedua putranya itu mulai merasa tidak nyaman. Mereka pun khawatir jika sang ayah masuk penjara.
Seperti dilansir Hops.id dari kanal YouTube Terang Dunia, Senin, 21 Maret 2022. Khadafi berharap ayahnya tidak lagi berurusan dengan persoalan hukum. Apalagi kalau sampai masuk penjara dengan kasus yang sama.
Ia menyarankan kepada ayahnya untuk melakukan aktifitas yang aman dan tidak mengundang keributan publik dalam menjalankan agama baru yang dia anut.
Seperti diketahui, Saddam dan Khadafi adalah anak dari Pendeta Saifuddin Ibrahim yang sekarang dikenal sebagai Abraham Moses dari pernikahan sebelumnya dengan Nurhayati.
“Masa abi mau mengulangi lagi, dipenjara lagi. Dafi bingung waktu abi masuk penjara, pas umi (ibu) meninggal,” ujar Khadafi.
Kemudian, Khadafi juga memberikan peringatan kepada pendeta mantan guru Agama Islam itu untuk memilih bahasa atau ujaran yang enak didengar di telinga publik. Tidak berbicara seperti anak remaja 17 tahun.
“Abi ini sudah tua 57 tahun, pilih bahasa yang lebih enak didengar, jangan seperti umur 17 tahun,” tambah Khadafi.
“Maksudnya seperti Abdul Somad, yang bilang dalam salib ada jin kafir?,” timpal Saifuddin.
“Sudahlah nggak akan ketemu kalau bahas ini. Maksudnya, abi cukup membahas yang Kristen saja, jangan bahas agama lain,” jawab Khadafi yang tidak mau berdebat lagi soal ini.
Menyimak pembicaraan adik dan ayahnya itu, Saddam sebagai anak sulung juga mengingatkan kepada ayahnya bahwa apa yang ia lakukan akan dipertanggungjawabkan di dunia dan akhirat.
Selain itu, ia juga mengungkapkan kalau saat ini dirinya dan adiknya tidak mau lagi berdebat panjang soal perbedaan yang ada di antara mereka. Saddam juga akan berpegang teguh untuk tetap menjunjung tinggi adab anak kepada ayahnya.
“Tapi ya sekali lagi Saddam terangkan apa yang kita lakukan pasti ada kosekuensinya. Apabila tidak dipertanggungjawbkan di dunia pasti akan dilakukan di akhirat kelak,” ujar Saddam.
Saddam juga menegaskan, antara ia dan ayahnya memang memiliki idealisme masing-masing. Tapi di luar itu, ayahnya adalah seorang yang penyayang anak-anaknya.
“Saddam punya idealism sendiri, abi juga punya sendiri. Soal bagaimana sosok abi ia merupakan sosok penyayang,” tambahnya.***
Sumber: hops