Pembelot Rusia: Putin Tanpa Ragu Tekan Tombol Merah Nuklir Jika Kehilangan Kekuasaan

Pembelot Rusia: Putin Tanpa Ragu Tekan Tombol Merah Nuklir Jika Kehilangan Kekuasaan

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Seorang pembelot Rusia mengatakan tangan Presiden Vladimir Putin tidak akan ragu menekan "tombol merah" perintah serangan senjata nuklir jika dia kehilangan kekuasaan.

Alex Konanykhin meninggalkan Rusia pada tahun 1992 dan tujuh tahun kemudian menjadi warga negara Rusia pertama yang diberikan suaka politik di Amerika Serikat (AS).

Awal bulan ini, pengusaha itu mengumumkan melalui media sosial bahwa dia menawarkan hadiah USD1 juta (Rp14,3 miliar) untuk penangkapan Putin.

Dia mengatakan kepada Express.co.uk motifnya melakukan ini adalah karena dia tidak ingin dibingungkan oleh sebagian besar orang Rusia yang secara aktif mendukung atau diam-diam terlibat dalam perang Putin melawan Ukraina. Posting-an media sosial Konanykhin menerima jutaan like dan perhatian media yang besar.

Pembelot Rusia itu telah memperingatkan bahaya rezim Putin selama bertahun-tahun dan pada tahun 2014 memulai petisi yang menyerukan Gedung Putih untuk menunjuk Rusia sebagai "State Sponsor of Terrorism".

Konanykhin mengatakan dia percaya bahwa konflik di Ukraina bisa meningkat menjadi perang nuklir, tidak seperti yang dipikirkan kebanyakan orang.

Sampai saat ini, satu-satunya penggunaan senjata nuklir selama konflik adalah pada tahun 1945 ketika AS menjatuhkan bom atom di dua kota Jepang; Hiroshima dan Nagasaki.

Menyusul invasi Rusia ke Ukraina, tiga minggu lalu Putin mengatakan bahwa dia memerintahkan senjata nuklir Rusia ditempatkan dalam status siap tempur.

Ini telah menimbulkan kekhawatiran bahwa Kremlin dapat menggunakan senjata nuklir taktis.

Senjata nuklir taktis adalah senjata yang dapat digunakan dalam jarak yang relatif pendek—tidak seperti senjata nuklir "strategis" yang dapat dilepaskan oleh AS dan Uni Soviet selama Perang Dingin.

Rusia diperkirakan memiliki sekitar 2.000 senjata nuklir taktis.

Mereka bervariasi dalam ukuran dan kekuatan—yang terkecil dapat mencapai satu kiloton (setara dengan 1.00 ton TNT) dan yang lebih besar dapat mencapai 100 kiloton.

Sebagai perbandingan, bom yang dijatuhkan di Hiroshima pada 1945 dan menewaskan sekitar 146.000 orang itu berbobot 15 kiloton.

Konanykhin percaya bahwa Rusia dapat menggunakan sejumlah kecil senjata nuklir. "Karena ini akan menakut-nakuti Ukraina untuk tunduk sementara Barat tidak akan bertindak karena takut akan perang global," katanya.

Pembelot itu menambahkan bahwa ketakutan Barat akan perang global adalah alasan utama mengapa Putin menginvasi Ukraina-karena dia berpikir bahwa negara-negara Barat akan terlalu takut untuk campur tangan.

Namun, dia menambahkan bahwa keputusan Barat untuk mengirim peralatan militer untuk membantu Ukraina dan menjatuhkan sanksi pada Rusia adalah karena para pemimpin Barat mengakui bahwa risiko yang ditimbulkan oleh kelambanan tindakan secara signifikan lebih besar daripada risiko tindakan.

Konanykin mengatakan bahwa penggunaan senjata nuklir tidak akan menjadi "keputusan yang mudah bagi Putin".

“Jika satu-satunya skenario lain bagi Putin adalah kehilangan kekuasaan, kebebasan, dan mungkin nyawanya, dia pasti akan, tanpa ragu-ragu menggunakan senjata nuklir di Ukraina," katanya, yang dilansir Jumat (18/3/2022).

Sumber: sindo
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita