GELORA.CO - Pengamat Politik dari Universitas Al-Azhar, Ujang Komarudin, menilai bahwa Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri telah blunder lantaran mengomentari ibu-ibu berebut minyak goreng. Padahal kondisi itu terjadi karena pemerintah tidak bisa mengatasi permasalahan kelangkaan minyak goreng yang menjadi barang pokok.
"Pernyataan Megawati tersebut blunder, karena kurang peka dan tak solutif," kata Ujang saat dihubungi, Sabtu (19/3/2022).
Ujang menuturkan, sebaiknya Megawati melakukan hal-hal yang lebih positif, misalnya dengan mendesak Presiden Joko Widodo dan Ketua DPR RI Puan Maharani untuk mengatasi permasalahan minyak goreng. Ketimbang mengkritik ibu-ibu dengan memberikan saran pilihan cara memasak.
"Karena semestinya Megawati meminta Jokowi dan Puan, sebagai Presiden dan Ketua DPR untuk amankan pasokan minyak goreng. Bukan meminta rakyat merebus makanan, karena tak semua makanan bisa direbus," ujarnya.
Ujang kemudian menyinggung soal kepekaan elit politik dan pejabat terhadap penderitaan rakyat yang mulai terkikis.
"Kelihatannya kepekaan elit mulai luntur dan hilang. Bukannya minyak goreng yang langka itu dicari atau dihadirkan, tetapi rakyat diminta untuk merebus makanan," ucapnya.
Padahal, kata dia, Megawati baru saja mendapatkan dukungan positif dengan sikapnya menolak perpanjangan masa jabatan presiden dan menunda Pemilu 2024. Dengan adanya pernyataan soal minyak goreng tersebut justru mendapatkan tone negatif.
"Namun dalam hal minyak goreng, yang meminta masyarakat merebus makanan, kelihatannya tone nya negatif dan kontroversial," tuturnya.
Diketahui, Megawati Soekarnoputri mengelus dada ketika melihat ibu-ibu saling berebutan membeli minyak goreng. Bukan soal harganya, Megawati bingung kenapa ibu-ibu tidak memilih alternatif cara memasak selain menggoreng.
"Sekarang kita lihat toh hebohnya urusannya beli minyak goreng. Saya tuh sampai ke ngelus dada bukan urusan masalah enggak ada atau mahalnya minyak goreng," kata Megawati dalam sebuah diskusi virtual yang digelar oleh Tribunnews, Kamis (17/3).
Megawati mengungkapkan kebingungannya ketika melihat ibu-ibu gusar terhadap langkanya minyak goreng bahkan harganya kini yang melambung.
Ia bertanya kepada ibu-ibu apakah setiap hari hanya memasak dengan cara menggoreng saja. Padahal menurutnya banyak cara untuk memasak yang lain seperti mengukus hingga merebus bahan masakan.
"Saya itu sampai mikir jadi tiap hari ibu-ibu itu apakah hanya menggoreng. Sampai begitu rebutannya, apa tidak ada cara untuk merebus, lalu mengukus atau seperti rujak?" tanyanya.
Selain itu, Megawati mengaku kalau dirinya juga tetap memperhatikan bagaimana pemberian gizi terhadap anak-anak Indonesia.
Presiden ke-5 RI itu memahami dengan adanya anggapan yang dilemparkan ke dirinya bisa makan-makanan yang bergizi. Megawati menegaskan kalau ia juga sering makan yang sama dengan masyarakat lainnya.
"Nanti ada yang bilang Ibu kan makan daging minum susu, enggak saya makan tempe, saya makan ikan asin, enggak beda toh sama kamu itu. Lugas ngomong kalau ke rakyat. Bingung toh mereka dan diam karena apa ada gizinya itu," ucapnya.
Megawati menegaskan bahwa makanan yang baik itu bukan hanya asupan yang mengenyangkan. Akan tetapi juga yang mengandung gizi terutama bagi perkembangan anak-anak.
"Bahwa makanan itu bukan hanya asupan yang masuk, yang bukan kan harus tahu apa yang dimakan untuk membuat yang namanya tadi keluarga sejahtera, adalah keluarga yang happy. Anak-anaknya sehat, berlari-lari, dan lain-lain."
Sumber: suara