Mantan Pendeta Ini Tegaskan Tidak Ada Trinitas dalam Kristen: Tafsir Itu, Ayatnya Dip*rkosa!

Mantan Pendeta Ini Tegaskan Tidak Ada Trinitas dalam Kristen: Tafsir Itu, Ayatnya Dip*rkosa!

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO -  Mantan pendeta Yohanes Ignatius Kristanto dengan tegas mengatakan bahwa ajaran Trinitas sebenarnya tidak ada dalam Kristen. Menurutnya, Trinitas tidak lain hanyalah sebuah tafsiran semata.

“Tidak ada, jadi gini, tafsir itu, semua orang bisa berbeda hari ini,” ujar Yohanes dikutip dari YouTube Hidayatullah TV pada Kamis 27 Maret 2022.

Yohanes mengatakan, ayat manapun bisa digunakan untuk menggiring tafsir bahwa ajaran Trinitas itu memang ada. Ia kemudian menyinggung aliran Alegoris yang dikenal dengan mengedepankan pemikiran sementara dasar ayatnya bisa ditafsirkan sesuai pemikiran itu sendiri.

“Bisa pakai ayat apapun untuk menggiring tafsirkan kita, untuk mengarah ke sebuah kesimpulan bahwa ada Trinitas. Ini kan dulu ada aliran Alegoris nih, jadi kita memikirkan sesuatu dulu dan kemudian cari ayatnya, ya diperkosa lagi,” tegasnya.

Yohanes kemudian menceritakan saat dia masih menjalani kuliah, ia pernah menerangkan soal ajaran Trinitas di hadapan dosennya. Namun, apa yang ia terangkan ternyata dianggap salah sebab Trinitas mengajarkan bahwa tiga pribadi bukan terpisah, melainkan sama.

Ia kemudian menjawab dengan argumen kontra. Menurutnya, tidak ada kesamaan dalam Trinitas.

“Misal contoh saat putra ini berdoa di Taman Getsemani. Kalau ada pribadi yang sama ngapain berdoa?” jawab Yohanes protes tidak sepakat.

Karena bingung, ia kemudian bertemu dengan dosennya yang lain untuk memenuhi rasa penasarannya yang tinggi. Namun, jawaban yang diberikan adalah sebuah petunjuk, bahwa ikuti saja ajaran yang diberikan setiap dosen.

“Yang ajar kamu ini dosennya kan di sini beda-beda dari alirannya, kamu tinggal nurutin aja (dosen) soal pandangan dia soal Trinitas,” ujar dosen tersebut memberi pesan kepada Yohanes.

Akhirnya, Yohanes menyesuaikan diri terhadap ajaran Trinitas yang dijarkan dosennya.

“Jadi ketika dari Kharismatik (aliran) ngomong, bahwa Yesus seratus persen manusia, seratus persen Tuhan, ya saya harus juga ngikutin, supaya nilai saya baik kan, tapi kalau agak Protestan, Bapak sendiri, Putra Sendiri, Roh Kudus sendiri, ya aku harus nurutin juga,” ujar Yohanes menceritakan kebingungannya.

Sumber: terkini
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita