GELORA.CO - Bagi ratusan mahasiswa China di Kiev, ibu kota Ukraina, suara artileri Rusia bukan satu-satunya yang membuat mereka takut. “Saya takut setiap kali pergi ke tempat penampungan karena penduduk setempat sekarang memusuhi kami," kata seorang mahasiswa China di universitas Kiev yang hanya mengaku bernama Wang.
Dia mengatakan warga Ukraina sekarang menolak berdekatan dengan mereka. Reaksi keras warga Ukraina disebabkan oleh sikap pemerintah China yang menolak mengkritik invasi Rusia. Selain itu sikap netizen China juga ramai memuji pemerintah Rusia di media sosial yang kian memperburuk citra negra Tirai Bambu tersebut.
Sejak Jumat pekan lalu, makin banyak orang Cina yang tinggal di Ukraina melaporkan insiden kekerasan dari penduduk lokal. Beberapa di antaranya menyatakan telah diserang.
Dalam sebuah video yang diterbitkan oleh penyiar negara CGTN, seorang mahasiswa China di Ukraina yang diidentifikasi sebagai Xu Xianghui mengatakan telah diikuti di jalan. Dia juga diancam di sebuah supermarket setelah Rusia invasi China.
"Ini adalah konsekuensi dari tidak menentang invasi!" ujar seorang pengguna internet dengan nama Tianya menulis dalam komentar di video Xu Xianghui di Weibo, situs mikroblog Tiongkok. Komentator lain menulis "Berhentilah menghina Ukraina, kami di sini di Ukraina membayar harganya."
Laporan permusuhan terhadap orang-orang China muncul setelah adanya lelucon yang menghina Ukraina di media sosial China pekan lalu. "Jika beberapa wanita cantik Ukraina kehilangan rumahnya dan membutuhkan rumah, mungkin saya bisa membantu!" kata salah satu postingan.
Yang lain mengatakan Ukraina layak diserbu karena telah memihak barat. Netizen lainnya merayakan serangan Rusia ke Ukraina dan menyebutnya tindakan heroik oleh kekuatan besar. Netizen China berharap hal serupa terjadi pada Taiwan.
Akibat insiden kekerasan, Beijing buru-buru mengevakuasi warganya dari Ukraina. Sebanyak 600 pengungsi pertama dibawa ke Moldova pada Senin lalu, 28 Februari 2022. Wang termasuk di antara 1.000 lainnya yang menunggu untuk berangkat ke Slovakia dan Polandia pada Selasa.
Kedubes China di Kiev pekan lalu awalnya merekomendasikan warga China di Ukraina untuk menjaga keamanan diri sendiri. Namun peringatan itu berubah lagi dengan meminta warga China tidak menonjolkan diri. “Jangan mengungkapkan identitas Anda atau menampilkan tanda pengenal sesuka hati,” kata kedutaan dalam pesan di WeChat, Sabtu pagi pekan lalu.
“Lebih aman sekarang berpura-pura Anda orang Jepang,” saran seorang pengguna internet di situs media sosial China.
Sejak 2013, perusahaan milik pemerintah China telah berinvestasi dalam peternakan babi, produksi pakan dan infrastruktur ekspor di Ukraina. Sebaliknya Ukraina menjadi sumber impor jagung terbesar dari China.
“Ukraina berada di tengah-tengah koridor menuju Eropa, negara besar yang tertarik untuk terlibat dengan China,” kata Elizabeth Wishnick, seorang analis dari CNA. []
Sumber: tempo