GELORA.CO -Temuan Rusia soal adanya laboratorium biologi yang dibiayai Amerika di Ukraina kembali diungkit Duta Besar China untuk PBB Zhang Jun.
Di hadapan Dewan Keamanan PBB, Zhang mengatakan bahwa pengungkapan dokumen Rusia yang berkaitan dengan laboratorium biologi yang didukung AS di Ukraina patut mendapat perhatian dunia, dan pihak-pihak yang terlibat perlu mengatasi masalah itu tersebut.
"Setelah menjadi korban senjata kimia dan biologi, China percaya bahwa setiap informasi dan petunjuk tentang kegiatan militer biologis harus memicu peningkatan perhatian dan perhatian masyarakat internasional untuk menghindari bahaya yang tidak dapat diperbaiki,” kata Zhang pada Jumat, seperti dikutip dari Xinhua, Sabtu (19/3).
“Rusia telah mengungkapkan lebih lanjut dokumen relevan yang baru ditemukan. Pihak terkait harus menanggapi pertanyaan, dan menawarkan klarifikasi tepat waktu dan komprehensif untuk menghilangkan keraguan masyarakat internasional,” tambah Zhang.
Dalam pengarahan DK PBB pada Jumat Rusia membagikan bukti yang diperoleh dari laboratorium di seluruh Ukraina.
Perwakilan tetap Moskow untuk PBB, Vasily Nebenzia, berpendapat bahwa jika patogen berbahaya yang sedang dikerjakan laboratorium itu bocor, dampaknya terhadap Eropa akan sulit dibayangkan dan bisa lebih buruk daripada pandemi Covid-19.
Menurut briefing oleh militer Rusia pada hari Kamis, laboratorium yang didanai Pentagon sedang mengerjakan "komponen senjata biologis," dan mungkin telah terhubung dengan wabah dirofilariasis, tuberkulosis, dan flu burung yang mencurigakan selama beberapa tahun terakhir.
"Jika patogen telah keluar dari laboratorium," kata Nebenzia kepada Dewan Keamanan PBB.
"Skala dampaknya, termasuk di antara populasi negara-negara Eropa, dalam hal ini bahkan sulit dibayangkan. Ada kemungkinan bahkan epidemi virus corona bisa pucat (dibandingkan) dengan ini," ungkapnya.
Washington selama bertahun-tahun menolak klaim Rusia tentang biolab di Ukraina sebagai “disinformasi”, dan mengatakan AS hanya mendanai penelitian medis damai di sana. Awal bulan ini, pejabat senior Departemen Luar Negeri Victoria Nuland mengakui bahwa AS khawatir tentang kemungkinan Rusia mengambil alih laboratorium dan isinya.
Sementara itu, Perwakilan Tinggi PBB untuk Urusan Perlucutan Senjata Izumi Nakamitsu mengatakan bahwa organisasi dunia itu tidak memiliki wewenang maupun kemampuan untuk memverifikasi data yang diberikan oleh Rusia tentang dugaan program biologi militer AS di Ukraina.
Sumber: RMOL