Krisis Ukraina, Sepupu Ratu Elizabeth II Diduga Punya Hubungan dengan Putin

Krisis Ukraina, Sepupu Ratu Elizabeth II Diduga Punya Hubungan dengan Putin

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Pangeran Michael dari Kent, sepupu Ratu Elizabeth II dari Kerajaan Inggris, kini menjadi sorotan publik karena memiliki hubungan bisnis yang kuat dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Seperti dilansir Daily Mail, Ahad 20 Maret 2022, Pangeran Michael yang merupakan penutur bahasa Rusia fasih dengan garis keturunan dari Tsar Nicholas II, dilaporkan mundur dari jabatan sebagai pelindung Kamar Dagang Inggris-Rusia.

Namun, hubungannya dengan Kremlin berada di bawah pengawasan ketat publik Inggris setelah invasi ke Ukraina. Bulan ini, pria berusia 79 tahun itu menyerahkan kembali penghargaan Order of Friendship, salah satu penghargaan tertinggi di Rusia.

Kendati demikian, ia tetap menjadi pemegang saham RemitRadar, sebuah perusahaan pengiriman uang yang dipimpin oleh mantan perwira KGB, Sergey Markov. Markov juga disebut sebagai 'kepala Yayasan Amal Yang Mulia Pangeran Michael dari Kent' di situs web amal Rusia, yang dimatikan setelah Ukraina diserang.

Pangeran Michael juga memegang gelar profesor kehormatan dari Universitas Pertambangan St Petersburg. Penghargaan tersebut diberikan pada 2017 oleh miliarder Vladimir Litvinenko, teman dan manajer kampanye Vladimir Putin dalam pemilihan 2000 dan 2004.

Dia juga pelindung Akademi Industri dan Keuangan Moskow dan memiliki gelar doktor kehormatan dan penghargaan Kemuliaan Rusia dari Akademi Ekonomi Plekhanov.

“Pangeran Michael harus mempertimbangkan posisinya. Pada saat kami mengharapkan semua orang untuk berdiri mendukung Ukraina dan melawan kejahatan perang dan kekejaman yang dilakukan oleh Rusia, Anda akan mengharapkan anggota Keluarga Kerajaan mengambil sikap yang sama,” kata anggota parlemen Partai Buruh Siobhain McDonagh.

Tahun lalu, sang pangeran terjebak dalam skandal cash-for-access setelah memberi tahu wartawan Channel 4 yang menyamar, bahwa dia dapat disewa dengan bayaran 10 ribu poundsterling atau Rp189 juta per hari untuk membuat representasi rahasia kepada pemerintah Rusia rezim Putin.

Sumber: tempo
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita