Ini Kepercayaan yang Dianut Sosok Rara Pawang Hujan Moto GP Mandalika

Ini Kepercayaan yang Dianut Sosok Rara Pawang Hujan Moto GP Mandalika

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO -  Sosok Raden Roro Istiati Wulandari atau Mbak Rara tengah menjadi perbincangan publik usai aksinya sebagai pawang hujan di gelaran MotoGP Mandalika.

Dari info yang dihimpun Pojoksatu.id, dari berbagai sumber, Mbak Rara bukanlah penganut agama Islam, Kristen, Hindu, Budha atau agama lainnya.

Mbak Rara disebut merupakan penganut aliran kepercayaan Kejawen.

Pawang Hujan Mandalika ini bernama lengkap Raden Roro Istiati Wulandari.

Mbak Rara lahir di Papua pada 22 Oktober 1983. Rara adalah penganut kejawen dan berdarah Jawa. Namun memilih tinggal di Bali.

Pemilik akun Instagram @rara_cahayatarotindigo disebut indigo atau memiliki indra keenam.

Beberapa aktivitasnya diposting di akun Instagram ini termasuk saat bertemu dengan Menparekraf Sandiaga Uno di Mandalika dalam gelaran MotoGP 2022.

“Yth pak @sandiuno Terimakasih atas support doanya buat pawang hujan ala Rara. Awalnya pak Sandiaga uno meremehkan pawang hujan di event moto GP 2022 karena tidak kenal,” katanya.

“Nah setelah tau info bahwa aspal itu butuh banyak elemen air ya akhirnya mau. Trust hari ini telah dibuktikan bahwa Rara bisa mengawal langit mandalika dg Baik Allah Tuhan YME memberikan blessing Nya balapan kembali lancar dg race yg baik,” tutur Rara dalam salah satu unggahanya, Minggu (20/3).

Di postingan lain, ia membagikan foto tengah melakukan tirakat di sebuah makam.

Ia juga membagikan kegiatan meditasi di kelenteng Sam Po Kong Semarang.


Dalam aksinya sebagai Pawang Hujan Mandalika, Rara juga tampak membawa alat-alat khusus seperti mangkok berwarna emas.

Sesekali dia juga berhenti sambil membacakan mantra dan mengangkat alat-alatnya ke atas. Mbak Rara juga terdengar sesekali berteriak ke arah atas.

Mbak Rara adalah pawang hujan yang sudah malang melintang di pentas dan acara-acara besar nasional.

Mbak Rara memang telah diminta secara khusus oleh pihak penyelenggara, yakni Mandalika Grand Prix Association (MGPA) dan Dorna untuk memastikan tidak turun hujan selama acara berlangsung.

Selama bertugas sebagai Pawang Hujan Mandalika, perintah bisa datang kepadanya sejam sekali lewat telepon.

Berdasarkan informasi yang beredar di internet, Rara mendapat bayaran yang cukup besar sebagai Pawang Hujan Mandalika ajang MotoGP 2022.

Bahkan, total bayaran yang ia dapatkan itu bisa mencapai 3 digit atau ratusan juta rupiah untuk 21 hari kerja.

Dilihat dari unggahan di akun Instagram pribadinya, Mbak Rara memang ‘orang pintar’.

Ia aktif membagikan kegiatannya saat melakukan ramalan menggunakan kartu tarot hingga saat melakoni tugas sebagai pawang hujan.

Khusus untuk aksinya sebagai pawang hujan, jam terbang Mbak Rara tak bisa diragukan. Ia sudah malang melintang di berbagai acara, bahkan selevel Pemerintah Republik Indonesia.

Dalam salah satu unggahannya, Mbak Rara turut melancarkan aksinya di acara tasyakuran kemenangan Joko Widodo dan Ma’ruf Amin pada Pemilu RI, April 2019.

“Atas kebaikan Tuhan bisa diberikan blessing-Nya terwujud cuacanya cerah ceria. Tadi sempat ada demo di KPU dan hujan, di sini sempat hujan lalu didoakan agar bisa cerah,” tulis Mbak Rara di Instagram pada April 2019.

Mbak Rara juga menunjukkan aksinya di acara Bali Tertawa pada Juli 2019 lalu di mana diadakan pemecahan rekor MURI yoga tertawa. Di sana, Mbak Rara menampilkan aksinya untuk menangkal hujan.

Event MotoGP 2022 ini sendiri, bukanlah acara besar pertama dirinya menjadi agen penolak sekaligus pemanggil hujan.

Sebelumnya, ia juga sempat menjadi pawang hujan untuk acara vaksinasi massal, kampanye Presiden Jokowi, hingga upacara pembukaan Asian Games 2018 di Jakarta-Palembang.

Selain meramal menggunakan kartu tarot dan menjadi pawang hujan, Mbak Rara yang menyebut dirinya indigo ini juga ikut meramal soal kecelakaan pesawat Sriwijaya Air (SJ-182) pada Januari 2021 lalu.

Rara yang kini tinggal di Bali sudah lama mempelajari ilmu menjadi ‘pawang hujan’, sejak dirinya masih kecil. Rara mulai belajar pawang sejak umur sembilan tahun.

Uniknya, pada saat ritual dirinya juga tidak boleh lapar.

Rara menjelaskan bahwa dirinya tidak menikah dan tidak makan daging hewan berkaki empat.

Sumber: pojok1
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita